SOSOK Triyatno tak boleh dilewatkan jika membahas soal lifter berprestasi di Indonesia. Sebab, Triyatno sudah membawa harum Indonesia lewat kesukesannya di berbagai ajang bergengsi, termasuk Olimpiade.
Sebagaimana diketahui, angkat besi telah menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) yang diandalkan untuk menyumbangkan medali di berbagai ajang bergengsi, termasuk Olimpiade. Pada gelaran Olimpiade Tokyo 2020 yang baru saja rampung digelar beberapa pekan lalu, Indonesia bisa menyambet sejumlah medali lewat aksi lifter-lifter andalan.

Total, ada tiga medali yang diraih dengan rincian satu perak dan dua perunggu. Medali perak didapat lewat aksi Eko Yuli Irawan di nomor 61 kg putra. Sementara itu, dua medali perunggu dipersembahkan oleh Windy Cantika Aisah (49 kg putri) dan Rahmat Erwin Abdullah (73 kg putra).
BACA JUGA: Untuk Olimpiade Paris 2024, Indonesia Bisa Andalkan Ganda Campuran Muda
Sebelum ketiga medali itu diraih, Triyatno sudah mengharumkan nama Indonesia lebih dahulu. Bahkan, dia menyabet dua medali sekaligus dari keikutsertaannya di ajang olahraga multievent terbesar di dunia itu.
Triyatno yang lahir di Lampung 20 Desember 1987 itu berhasil mewujudkan impiannya menjadi atlet berprestasi. Berasal dari keluarga petani, Triyatno bisa membawa harum nama Indonesia di berbagai ajang bergengsi, khususnya Olimpiade. Bahkan, dia menyabet dua medali di Olimpiade.
BACA JUGA: Lisa Rumbewas: Lifter Indonesia Peraih Tiga Medali Olimpiade, Begini Kabarnya Sekarang
Medali pertama didapat Triyatno dalam keikutsertaannya di Olimpiade Beijing 2008. Turun di kelas 62 kg putra, lifter berusia 33 tahun itu bisa menyabet medali perunggu.
Kala itu, Triyatno mencatatkan toal angkatan 298 kg. Rinciannya, dia mencatatkan angkatan 135 kg di snatch dan 163 kg di clean and jerk.
Prestasi Triyatno makin mentereng dalam keikutsertaannya dalam ajang Olimpiade London 2012. Di sana, Triyatno bisa menyabet medali perak di kelas 62 kg putra.
Total angkatan Triyatno pun bertambah di gelaran Olimpiade London 2012 ini. Dia mencatatkan total angkatan 333 kg dengan rincian 145 kg pada snatch dan 188 kg pada clean and jerk.

Selain di Olimpiade, Triyatno juga menorehkan prestasi manis di pentas SEA Games 2007 dan Kejuaraan Dunia 2007. Di SEA Games 2007, dia menyabet medali emas usai mencatatkan angkatan 290 kg di kelas 62 kg. Bahkan untuk SEA Games, Triyatno meraih emas sebanyak tiga kali, yakni pada 2007, 2009 dan 2011.
Kemudian, di Kejuaraan Dunia 2007, Triyatno yang turun di kelas 62 kg bisa menempati peringkat empat. Dia mencatatkan total angkatan 300 kg kala itu.
Kehadiran Triyatno sudah menambah harum dunia angkat besi Indonesia. Tentunya, harapan besar untuk terus melihat prestasi manis Indonesia di kancah internasional dimiliki oleh sang lifter.
(Djanti Virantika)