Asghari, yang telah membela Afghanistan dalam beberapa pertandingan dan menjadi anggota IOC pertama dari negaranya pada 2018, tidak bersedia menjelaskan lebih lanjut.
Sementara itu, mantan kapten sepakbola putri Afghanistan, Khalida Popal, yang berbasis di Kopenhagen telah mendesak para pemain untuk menghapus media sosial, identitas publik, dan membakar perlengkapan mereka demi alasan keselamatan, mengingat negara itu kembali berada di bawah kekuasaan Taliban.
Komite Paralimpiade Afghanistan pada Senin 16 Agustus 2021 menyatakan dua atlet mereka tidak akan tampil di Paralimpiade Tokyo yang dimulai 24 Agustus.
(Djanti Virantika)