Menurut pandangan Malcolm, agama Kristen adalah dasar dari budaya kulit putih yang bertanggung jawab memperbudak orang kulit hitam dan mendukung rasisme yang merasuki masyarakat.
Pandangan itulah yang kemudian membuat Abdul-Jabbar mencari tahu lebih dalam mengenai Malcolm. Sampai kemudian ia mendapat fakta bahwa Malcolm merupakan seorang Muslim dan Abdul-Jabbar pun mulai mempelajari Alquran.
“Transformasi Malcolm X dari penjahat kecil menjadi pemimpin politik mengilhami saya untuk melihat lebih dekat jati diri saya dan memaksa saya untuk berpikir lebih dalam tentang identitas saya,” jelas Abdul-Jabbar.
“Islam membantunya menemukan jati dirinya dan memberinya kekuatan tidak hanya untuk menghadapi permusuhan baik dari kulit hitam maupun kulit putih, tetapi juga untuk memperjuangkan keadilan sosial. Saya mulai belajar Alquran,” ujarnya.
(Ram)