JAKARTA – Penolakan terhadap atlet Israel untuk tampil di Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 sudah pasti ada konsekuensinya. Ketua Umum NOC Indonesia (KOI/Komite Olimpiade Indonesia), Raja Sapta Oktohari, mengaku sudah tahu hal tersebut.
Sebatas informasi, Indonesia saat ini menjajaki peluang menjadi tuan rumah beberapa ajang internasional lainnya, termasuk gelaran multievent Olympic Youth Games 2030. Tentunya penolakan kehadiran atlet Israel bisa saja berdampak peluang menjadi tuan rumah ajang tersebut.
"Kami tahu semua pasti ada konsekuensinya. Tapi karena ini keputusan bersama dan kami sangat menghormati keputusan yang diambil karena kami juga berkomunikasi dalam komunikasi dengan pemerintah," kata Okto dalam konferensi pers, dikutip Sabtu (11/10/2025).
Pria berusia 50 tahun itu mengatakan, apa pun konsekuensi tentunya harus dihadapi dengan bijak setelah keputusan yang telah diambil. Baginya, paling terpenting Kejuaraan Dunia Senam Artistik dapat berjalan dengan sukses.
"Semua konsekuensinya pasti nanti akan kami lihat setelah kegiatan, tapi kami terus akan mendorong bahwa event-event internasional di Indonesia ini bukan hanya negara peserta, tapi juga bisa menjadi negara tuan rumah," ucap Okto.
Lebih lanjut, Okto menjelaskan Indonesia sebenarnya punya banyak preseden bagus dalam menggelar ajang-ajang internasional. Hal itu tentunya akan menjadi sebuah bahan pertimbangan lainnya
"Kami punya banyak sekali preseden yang baik dari kegiatan-kegiatan yang telah kami laksanakan yang sukses dan mendapatkan apresiasi di baik nasional maupun internasional," ujar Okto.
"Sekali lagi, kesuksesan Gimnastik dengan menyelenggarakan World Championship ini jadi perhatian dunia, dan akan jadi modal kamu untuk menjadi tuan rumah untuk kegiatan-kegiatan lain," tutupnya.
Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 akan digelar di Jakarta pada 19-25 Oktober. Gelaran tersebut merupakan yang pertama kalinya dihelat di Indonesia.
(Wikanto Arungbudoyo)