“Akibatnya, strategi berubah, generasi muda dipecat dan itulah sebabnya mereka memperkuat pabrikan lain. Mereka meninggalkan dua pebalap berusia 26 dan 27 tahun, Bastianini dan Jorge Martin, untuk mempekerjakan pembalap berusia 31 tahun lainnya bernama Marc Márquez,” sambung pria asal Italia itu.
Lebih lanjut, Pernat mengungkapkan tidak akan melakukan strategi semacam itu jika menjadi petinggi di Ducati. Pria yang juga manajer Bastianini itu beralasan kalau sejauh ini strategi yang ada berjalan baik dan terbukti tim itu tampil kompetitif.
“Saya tidak akan melakukannya, mengingat strategi yang digunakan belakangan ini berhasil. Tapi saya bisa melihat bagaimana ini bisa menjadi ide yang valid. Sekarang tujuan kami adalah menyatukan dua nama besar, itu tidak masalah,” papar Pernat.
Sementara, hadirnya Marquez tentu akan membuat kuat Ducati Lenovo. Bayangkan saja, mereka memiliki dua pembalap juara dunia. Namun, tak menutup kemungkinan garasi di musim depan akan sangat panas.
(Wikanto Arungbudoyo)