Cerita Yeremia Rambitan di Balik Akhir Partnership dengan Pramudya Kusumawardana

Bagas Abdiel, Jurnalis
Minggu 14 Januari 2024 06:07 WIB
Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan kala berlaga. (Foto: Bagas Abdiel/MNC Portal Indonesia)
Share :

Lalu akhirnya di China Masters 2023, Pramudya berbicara kepada kamu bahwa dia ingin berhenti. Pramudya berharap kamu memberikan argumen untuk menahannya bertahan. Sementara kamu langsung menyetujuinya. Apa yang membuat kamu langsung setuju?

Ya, pas selesai main dan kalah di delapan besar China Masters 2023 itu, dia memang ngomong untuk berhenti. Terus terang saat itu saya pribadi kaget karena dia ngomong sama saya kondisinya masih di lapangan. Kayak saya enggak habis pikir, jatuhnya saya bingung saja mau jawab gimana, di sisi lain saya lagi enggak fokus kan.

Jujur, saya suka bingung karena saya pribadi takut salah menyampaikan dan malahan melukai hati Pram. Makanya saya suka memilih untuk diam saja.

Di sisi lain seiring berjalannya waktu, mungkin itu emang jalannya Tuhan seperti ini. Tuhan sudah menyediakan rancangan yang terbaik untuk saya dan Pram, jatuhnya memang kita berdua sampai tahun 2023 ini saja dan belum saatnya juga saya main Olimpiade. Saya hanya berusaha berpikir positif.

Setelah Pramudya menyampaikan mundur ke kamu dan kamu setuju, apa yang kamu pikirkan saat itu untuk karier berikutnya?

Ya, saya berpikir, apakah koh Ar masih mempertahankan saya enggak ya? Tapi kalau saya melihat diri saya pribadi, saya masih bisa bersaing. Saya pribadi juga yakin masih bisa bertahan. Tapi, ya tetap saja saya bertanya-tanya apakah saya masih di sini? Itu yang pertama kali saya pikirkan.

Setelah itu juga, saya langsung ngomong ke koh Ar saya ke depannya bagaimana, hari itu juga saya langsung tanya. Terus, koh Ar ngomong, “Ya kita lagi mau cari partner kamu. Kamu masih dipertahanin, nanti kita lihat dulu siapa partnernya. Nanti kita lihat dulu siapa yang cocok buat kamu.”

Setelah pulang dari China, apakah kamu mencoba membujuk Pramudya untuk mengubah lagi keputusannya?

Setelah pulang dari China, kami jarang komunikasi, dan saya pribadi tidak ada bicara secara personal dengan Pram terkait masalah ini. Terus terang, walaupun saya orang yang ceria, saya orangnya bukan tipe yang bisa membujuk atau bisa mencoba berbicara hal serius terlebih dahulu.

Apalagi, kondisinya dari awal dia enggak bahas sama saya duluan, jadinya saya bingung mau mulai dari mana. Daripada saya malah menimbulkan masalah yang baru, jadinya saya memilih diam dan saya belajar untuk menghargai setiap keputusan dia.

Apakah kamu diberi tahu oleh Pramudya, ketika dia pindah ke Australia tidak hanya kuliah tapi memungkinkan juga untuk main bulu tangkis membela Australia?

Kalau masalah Pram ke Australia, yang saya tahu dia hanya kuliah di Sydney. Tapi untuk masalah main dan lainnya saya enggak tahu.

Lalu dengan The Prayer resmi berpisah, secara pribadi apa yang kamu rasakan?

Pasti sedih. Saya merasa sedih karena partner-an sama dia sudah lama. Kayak ibaratnya kita berjuang bareng-bareng, pencapaiannya bagus kita pernah juara Asia, terus berhenti tiba-tiba, saya sedih banget. Menyayangkan juga pasti, tapi ya sudah itu sudah keputusannya.

Adakah perjuangan yang paling kamu inget dari partnership The Prayer?

Ya, menyatukan chemistry-nya sih ya. Awal pas pertama kali kita dipartnerin, dia bener-bener introvert banget. Dulu awal-awal partner tuh bener-bener kayak kita abis kalah kita enggak ngobrol seminggu. Sebulan kita pernah enggak ngobrol karena emang kita egonya mungkin sama-sama tinggi dulu. Saya enggak mau mulai duluan, dia juga enggak mau mulai. Itu yang susah sih dulu.

Kita kan beda banget, dia suka baca buku, saya suka main game. Saya berisik, dia lebih suka diem. Itu perjuangan besar kayak yang dari bener-bener jauh banget tiba-tiba jadi klop, itu perjuangan banget.

Sebagai ganda yang berpasangan lama, apa arti partnership The Prayer buat kamu?

Arti The Prayer buat saya pribadi sangat banyak. Namun yang paling menonjol adalah saya tidak akan ada berada di posisi saat ini, membela Indonesia dan membawa nama baik Indonesia kalau saya tidak bersama Pram. Dari awal kita lalui bersama hingga posisi kita saat ini tentunya sangat berarti buat saya. Selain itu dari The Prayer saya bisa membanggakan keluarga, teman, bahkan Indonesia.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya