Nama Susy Susanti semakin mencuat dan diakui mata internasional. Itu terjadi setelah ia menyabet medali emas Olimpiade Barcelona 1992. Hebatnya lagi, itu merupakan emas pertama bagi Indonesia selama bersaing di pesta olahraga paling bergengsi di dunia tersebut.
Tak cukup sampai situ, Susy Susanti kembali memberikan medali perunggu untuk Indonesia di Olimpiade Atlanta 1996. Lalu, ia juga membantu Tim Merah Putih meraih juara Piala Uber 1994 dan 1996.
Setelahnya, Susy Susanti berhasil menjadi juara dunia pada 1993. Dia pun memenangkan puluhan gelar di setingkat BWF World Tour saat ini, termasuk empat titel di turnamen bulutangkis tertua di dunia, yakni All England (1990, 1991, 1993 dan 1994).
Pada akhirnya, Susy Susanti pensiun di usia 26 tahun setelah menikah dengan Alan Budikusuma. Dia menutup kariernya sebagai pebulu tangkis tunggal putri paling sukses dalam sejarah bulu tangkis Indonesia.
Torehan Susy Susanti membuktikan, bahwa perempuan bisa meraih banyak prestasi. Kehadirannya seakan meruntuhkan persepsi hanya pebulutangkis tunggal putra saja yang bisa berprestasi.
(Rivan Nasri Rachman)