“Karena ya gimana ya, plus minus gitu, itu juga kan kadang-kadang kita berpuasa juga pengen, apalagi ini kan tiap tahun rutinitas pasti ada kejuaraan-kejuaraan,” cerita Fajar.
“Cuma, ya ada hal juga yang penting kan kita harus bisa mencapai target juga. Ya, yang pasti kalau di lain waktu kalau kita ada bolong, pasti harus diganti,” sambung pemain berusia 28 tahun itu.
Lebih lanjut, Fajar menjelaskan bahwa ketika latihan saat Ramadhan, pelatih di Pelatnas PBSI membebaskan para pemainnya untuk tetap berpuasa atau tidak. Yang jelas, tidak ada perbedaan dalam porsi latihan mereka, meski ada penyesuaian waktu latihan bagi mereka yang berpuasa.
Fajar pun menilai jika berpuasa sembari latihan keras, latihan mereka malah jadi tidak maksimal. Pasalnya, dia memiliki pikiran untuk menjaga agar tidak kehausan hingga waktunya berbuka tiba.
Karena hal itu, kebanyakan pemain Muslim yang ada di pelatnas tidak berpuasa. Apalagi saat ini, latihan berjalan lebih intens karena sedang mempersiapkan diri tampil di Badminton Asia Championship 2023 pada akhir April dan juga SEA Games 2023 pada Mei.
“Ya itulah plus minusnya, kalau kita puasa misalkan ini sekarang Rabu, kita latihan setengah hari. Kita pasti pengen puasa kan, apalagi latihan setengah hari, cuma ya itu sendiri, pasti di dalam latihan kita nahan-nahan enggak bisa 100 persen,” ujar pemain berpostur 175 cm itu.
“Apalagi, program dari pelatih kan dua minggu mau kejuaraan kayak gini intensitas latihan agak tinggi. Ya, tergantung kitanya, mungkin kalau kitanya bisa pengen berpuasa, ya mungkin latihannya kita harus tahu kondisi gitu,” pungkasnya.
(Djanti Virantika)