"Sedih juga sih cuma berusaha ikhlas enggak mau terlalu larut sama kesedihan. Banyak yang dirasain saat main (di Osaka) kayak tiba-tiba keinget di tengah main atau setelah main atau lagi di kamar sendiri trus kayak gimana ada perasaan yang beda, apa ada almarhum ya di sini ya nemenin?" ucap pemain kelahiran Solo tersebut.
Enggan terlarut dalam kesedihan, ketegaran sekaligus keinginan besar Alwi untuk mempersembahkan hasil di Osaka IC kepada Syabda pun berbuah manis. Ia berhasil lolos ke final dan menjadi tulang punggung bagi Indonesia di antara dominasi para pemain Jepang.
Sayangnya, pada laga final, Alwi takluk dari tunggal tuan rumah, Yushi Tanaka. Lewat pertarungan tiga gim, pemain berusia 17 tahun itu menyerah dengan skor 21-15, 14-21, dan 17-21. Walau gagal, hasil itu pun tetap disyukuri Alwi. Terlebih dari sisi individu, pencapaian tersebut membawanya naik 17 peringkat dan duduk di peringkat 96 dunia per 4 April 2023.
"Ya pastinya bersyukur Alhamdulillah senang, apalagi ini turnamen International Challenge kan, saya mau ngejar ranking. Alhamdulillah sekarang bisa top 100 ya pelan-pelan istilahnya untuk melangkah ke depan lagi, apalagi kan sekarang saya di pelatnas utama," sambung penggemar klub sepakbola Manchester United itu.
"Ya tetap bersyukur, Alhamdulillah. Ya intinya latihan saya enggak sia-sia juga, persiapan. Sudah latihan berat sampai kram banyak waktu yang dikorbankan, tenaga, pikiran, ya kayak gitu sih. Rasanya sih ya senang, sedih juga karena sedikit lagi bisa ngambil juara tapi ya belum rezeki, Allah berkata lain," tutup Alwi Farhan.
(Rivan Nasri Rachman)