Meninggal Dunia karena Kecelakaan, Ini Kisah Perjalanan Karier Syabda Perkasa Belawa hingga Masuk Pelatnas PBSI

Rivan Nasri Rachman, Jurnalis
Senin 20 Maret 2023 10:09 WIB
Tunggal putra Indonesia, Syabda Perkasa Belawa. (Foto: PBSI)
Share :

INDONESIA baru saja kehilangan salah satu talenta terbaik di sektor tunggal putra, yakni Syabda Perkawa Belawa yang dikabarkan meninggal dunia akibat kecelakaan pada Senin (20/3/2023). Untuk mengenang pebulutangkis berusia 21 tahun itu, Okezone akan membahas perjalanan karier Syabda untuk masuk Pelatnas PBSI.

Perlu diketahui, Syabda jatuh cinta dengan bulu tangkis usai melihat ayahnya yang sering bermain olahraga tersebut di GOR. Karena tertarik dengan dunia tepok bulu itu, Syabda lantas memilih fokus menjadi pebulutangkis usai lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD).

Klub bulu tangkis pertama yang pernah dimasuki Syabda adalah Jaya Raya. Namun, pada 2013 atlet kelahiran Jakarta itu memutuskan bergabung dengan klub PB Djarum.

“Titik awal fokus ke bulu tangkis itu ketika saya memilih ke PB Djarum pas SMP kelas 1. Nah awal pilihan saya ke bulu tangkis mulai dari situ. Apapun yang terjadi, saya yakin jalan saya di bulu tangkis," cerita Syabda kepada MNC Portal Indonesia pada Februari 2023 lalu.

Upaya Syabda untuk fokus di dunia bulu tangkis ternyata sempat tak berjalan mulus. Sebab sang ibunda berat hati melepaskan Syabda yang memilih bergabung dengan PB Djarum yang berada di Kudus, Jawa Tengah.

Perlu diketahui, keluarga Syabda berdomisili di Jakarta. Berpisah dengan keluarga, apalagi diusianya yang masih amat muda jelas bukanlah pilihan yang mudah.

“Bulu tangkis itu saya memilih sendiri. Klub saya dulu PB Jaya Raya, tapi hati saya ingin di PB Djarum, namun keluarga menahan karena belum yakin jauh dari orangtua. Tapi saya tekadkan lagi kalau saya yakinnya di PB Djarum, resikonya apa pun itu nanti biar saya yang tanggung," sambung Syabda.

"Ketika awal saya pilih ke PB Djarum itu, Mama belum ikhlas gitu. Maksudnya belum tega karena ninggalin waktu masih kecil dan jarang ketemu. Jadi tahun pertama dan kedua, setiap habis ketemu kalau saya mau pulang ke PB Djarum lagi, Mama pasti nangis, enggak tega," lanjutnya.

Kendati demikian, tekad Syabda untuk menjadi pebulutangkis hebat amat besar. Ia pun meyakinkan keluarganya bahwa ia siap hidup mandiri, bajkan dengan usia yang masih amat muda, Syabda berani naik bus sendirian dari Jakarta ke Kudus.

Pilihan itu diambil Syabda sebagai tanda bahwa ia serius ingin menimba ilmu di PB Djarum. Ia pun melarang orangtuanya mengantarkan karena kasihan juga harus menemaninya dari Jakarta ke Kudus lalu pulang lagi.

“Biasanya setelah ketemu di Jakarta, pas mau pulang ke Kudus orangtua pengen antar saya, tapi saya enggak mau. Kan kasihan ke Kudus, nanti balik lagi ke Jakarta. Jadi pas saya masih kecil, saya naik bus sendiri dari Jakarta ke Kudus. Papa mau nganter, tapi saya enggak mau. Jadi cuma dianterin sampai terminal," tambah Syabda.

Berkat usaha itu, Syabda pun berhasil bersinar bersama PB Djarum hingga masuk Pelatnas pada 2018. Ia merupakan salah satu tunggal putra terbaik Indonesia.

Bahkan Syabda sempat ikut dalam tim bulu tangkis Indonesia untuk Piala Thomas 2022. Salah satu torehan yang cukup diingat adalah saat ia berhasil membantu tim bulu tangkis Indonesia meraih kemenangan atas Korea Selatan di Piala Thomas 2022 silam.

Dalam kariernya, Syabda pernah meraih tiga gelar BWF International Challenge. Pada 2022 ia merengkuh Lithuanian Internastional dan Malaysia Internationa dan 2023 ini dirinya sukses juara di Iran Fajr International.

Kini perjalanan Syabda telah berakhir. Ia meninggal dunia di urutan ke-90 tunggal putra dunia.

(Rivan Nasri Rachman)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya