“Kami memiliki trek yang luar biasa di Kyalami, infrastrukturnya baik, termasuk fasilitas pit dan yang lainnya. Mereka lebih baik daripada sebagian besar trek kejuaraan MotoGP saat ini yang kami ikuti,” imbuhnya.
Harapan pembalap berusia 27 tahun itu pun semakin mengecil karena Pemerintah Afrika Selatan saat ini tengah mengalami krisis ekonomi, bahkan untuk menyediakan listrik bagi masyarakat mereka saja masih kekurangan. Karena itu, untuk menginvestasikan dana besar di sebuah ajang balap, pastinya akan sangat sulit untuk dilakukan.
“Pemerintah kami bahkan tidak punya cukup uang saat ini untuk menyediakan listrik bagi masyarakat. Selama kita memiliki orang-orang yang kelaparan di negara ini, orang seharusnya tidak mengharapkan jumlah yang begitu besar untuk diinvestasikan dalam sebuah Grand Prix,” jelas pembalap kelahiran Porchefstroom, Afrika Selatan itu.
Sebagai informasi, Dibangun pada 1961, Kyalami pernah menggelar balapan Grand Prix antara tahun 1983-1985 dan 1992. Bahkan, ajang World Super Bike dan Formula1 juga pernah dilaksanakan di sana.
Namun, sejak 2014 lalu, Kyalami sedang direnovasi untuk membuatnya lebih modern. Meski sudah selesai pada 2019 lalu dan sudah menggelar beberapa balapan, pandemic Covid-19 membuat turnamen-turnamen di sana terhenti dan belum menghelat kompetisi lagi sampai saat ini.
(Dimas Khaidar)