“Jangan lihat Gloria, tetapi lihat ke depannya. Dejan masih junior, tetapi bisa mengejar berarti tren ganda campuran itu harus senior dan junior,”
“Kalau sama-sama muda, terkadang egonya keluar, merasa sama-sama bagus, jadi kadang-kadang berantem," kata Richard.
Pelatih yang membantu mengantarkan Tontowi/Liliyana meraih emas Olimpiade itu pun memahami kondisi ganda campuran Indonesia saat ini. Sebab, ganda campuran pelatnas PBSI saat ini memang masih dihuni pemain-pemain muda yang kurang jam terbang.
Richard pun berharap pelatih ganda campuran pelatnas, Nova Widianto, bisa sabar. Sebab, dia harus memulai semuanya dari bawah lagi.
“Saya selalu memasangkan senior dengan junior sehingga junior bisa sungkan dengan senior dan senior juga bisa membimbing yang junior. Begitu juniornya sudah matang, nah ini gantian. Dan itu memang berhasil menurut saya. Karena ganda campuran itu semakin senior semakin matang dan ganda campuran memang butuh kematangan dalam segala hal,” pungkasnya.
(Djanti Virantika)