Ia mulai kembali mengikuti turnamen biliar. Ada dua turnamen yang diikutinya kala itu, yakni Red Ball dan PEPI Cup. Meski telah vakum cukup lama, kelihaian Poppy dalam dunia bola sodok ini tak sedikit pun memudar. Terbukti, ia langsung menjuarai dua turnamen tersebut. Tahun 2004 tak menjadi satu-satunya masa di mana Poppy memutuskan untuk vakum. Pada 2015, Poppy juga harus menghentikan kegiatannya di dunia olahraga karena melahirkan anak kedua.
Kecintaan Poppy dengan dunia biliar muncul secara tak terduga. Ia pertama kali mengenal biliar lewat temannya. Dari situ, Poppy ternyata memahami bahwa dirinya memiliki kemampuan khusus dalam cabang olahraga ini. Ia pun memberanikan diri untuk mengikuti turnamen.
“Awal kenal biliar dikenalin teman, diajak main. Awal ikut turnamen, saya belum bisa apa-apa. Modal nekat saja. Kemudian diajak bergabung ke klub (Qsight pada 2004). Di sana, saya baru cepat bisa,” tutur Poppy.
Dari situlah, bakat Poppy semakin mumpuni. Ia bahkan mendapat panggilan untuk masuk pelatnas SEA Games pada 2005. Setelah memenangi sejumlah gelar, Poppy tentu saja belum puas. Ia masih berharap bisa menorehkan karier yang lebih cemerlang lagi di olahraga biliar. Ia bertekad mengepakkan sayapnya dengan bertarung di ajang internasional. Ia berencana mengikuti pertandingan level internasional World Pool Championship yang dihelat di China.
Poppy sendiri kini berada di bawah naungan Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI). Harapan khusus tentu saja dimilikinya untuk POBSI. Ia ingin POBSI bisa menjadi lebih baik lagi dan merangkul semua atletnya. Dengan begitu, prestasi manis bisa ditorehkan POBSI untuk Indonesia.
(Djanti Virantika)