KISAH lucu Mohammad Ahsan bengong saat tertinggal 0-17 menarik untuk diulas. Walau seakan tak percaya, mimik di wajahnya seakan memelas.
Ahsan merupakan salah satu pebulu tangkis top Indonesia di dekade 2000-an. Duetnya dengan Bona Septano hingga Hendra Setiawan, sukses menghadirkan deretan gelar.

Bisa dibilang, hanya medali emas Olimpiade saja yang luput dari lemari koleksi Ahsan. Gelar-gelar bergengsi seperti juara dunia sudah dikantonginya hingga pensiun pada Januari 2025.
Selain berprestasi di lapangan, Ahsan dikenal sebagai sosok yang disegani lawan serta kawan di luar arena. Pembawaannya yang ramah dan jenaka membuat Babah -sapaan akrabnya- disukai siapa saja.
Namun, ada sebuah momen lucu yang menimpa Ahsan pada Denmark Open 2023. Ketika itu, wajahnya terlihat memelas seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Momen itu terjadi di babak 16 besar Denmark Open 2023 saat menghadapi Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Bersama Hendra, Ahsan sebetulnya memulai dengan bagus di Jyske Bank Arena, Odense, Kamis 19 Oktober 2023 malam WIB.
The Daddies bisa merebut poin demi poin meski mendapat perlawanan sengit. Alhasil, Ahsan/Hendra menuntaskan gim pertama dengan skor 21-16.
Tetapi, di gim kedua, performa Ahsan/Hendra menurun drastis. Mereka tampak kesulitan meladeni permainan Aaron/Soh. Poin demi poin pun bisa diraih dengan mudah oleh pasangan Malaysia hingga sempat memimpin 0-17!

Kondisi ini tampaknya membuat Ahsan terpukul. Ekspresinya kala duduk pun jadi sorotan. Sebab, mereka kecolongan 17 angka beruntun! Video itu pun viral di media sosial.
Untungnya, Ahsan bisa kembali tersenyum saat pertandingan dilanjutkan. Pasangan ganda putra senior itu menutup gim kedua dengan skor 5-21 dan sempat memetik lima poin.
Laga pun akhirnya dilanjutkan ke gim ketiga. Di gim penentuan ini, Ahsan/Hendra bisa kembali memberi perlawanan berarti. Namun, mereka kembali kalah 15-21 dan terhenti di babak 16 besar.
Itulah kisah lucu Mohammad Ahsan bengong saat tertinggal 0-17, seakan tak percaya tapi wajahnya memelas. Untungnya, momen itu jarang terjadi.
(Wikanto Arungbudoyo)