SEPANG – Performa pembalap Tim Honda HRC Castrol, Joan Mir di MotoGP Malaysia 2025 menjadi sorotan, menandakan kebangkitan yang jelas bagi tim pabrikan Jepang tersebut di kelas utama. Puncak dari kemajuan ini terjadi ketika Mir berhasil menyalip motor Ducati di lintasan lurus, sebuah momen yang membuatnya merasa sangat bangga.
Pada lap kedua balapan utama di Sirkuit Sepang, Malaysia, Mir melakukan manuver brilian, membawa RC213V sukses menyalip dari Fermin Aldeguer (Gresini Ducati) di tikungan terakhir. Hal ini memicu persaingan yang intens di trek lurus garis finis.
Dengan peningkatan tenaga, Mir mampu sedikit unggul atas motor Ducati yang dipakai Aldeguer. Fakta itu jelas menjadi kabar baik mengingat lecepatan tertinggi yang kurang merupakan kelemahan terbesar Honda dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam seri Malaysia itu, Mir mencatatkan kecepatan maksimal tertinggi sebesar 333,3 km/jam di speed trap selama balapan. Bahkan di kualifikasi, Mir dan pembalap LCR Honda, Johann Zarco, mencapai 338,5 km/jam, hanya sedikit di bawah KTM milik Acosta.
Meskipun mengakui adanya faktor pendukung, seperti motor Aldeguer bukanlah yang tercepat di Ducati, juara MotoGP 2020 itu merasa overtake tersebut adalah bukti kemajuan Honda di sektor mesin. Pada akhir balapan, Mir pun sukses finis ketiga, di belakang Alex Marquez (Gresini Ducati) dan Pedro Acosta (Red Bull KTM).
"Kami tidak punya mesin baru, jadi ini adalah realitanya. Di masa lalu, kami hanya bermimpi untuk mengikuti (motor lain), dan sekarang kami memiliki peluang. Kami terus membaik. Mampu menyalip satu Ducati di trek lurus membuat saya bangga,” jelas Mir, dikutip dari Motorsports, Rabu (29/10/2025).
Sejak memperkenalkan paket upgrade setelah jeda musim panas, Honda memang telah menjadi penantang yang jauh lebih kuat. Bukti nyata muncul saat Luca Marini finis di posisi keempat dalam balapan sprint di Hungaria, dan Mir sendiri berhasil membawa Honda kembali naik podium di balapan kandang mereka, Jepang, September lalu.
Mir mengakui masih ada beberapa area di mana Honda tertinggal, terutama dalam hal cengkeraman (grip), tetapi ia melihat progres nyata sejak bergabung dengan pabrikan ini setelah Suzuki keluar dari MotoGP pada tahun 2023.
"Saya bisa menyerang bagian depan lebih baik, saya bisa membelokkan motor lebih saat memasuki tikungan. Kami memiliki beberapa keterbatasan dalam hal itu, karena dalam hal cengkeraman (grip), kami selalu kesulitan. Dan di lintasan dengan grip rendah, ini menjadi sulit,” sambung Mir.
Pembalap Spanyol itu menekankan upaya ini bukan tentang hasil instan, melainkan investasi jangka panjang.
"Kami harus sangat senang dengan semua pekerjaan yang telah kami lakukan selama tiga tahun saya di Honda. Ini bukan sesuatu tentang jangka pendek, ini tentang kerja jangka panjang; memberikan informasi kepada para insinyur, bekerja sama, mencoba membangun paket yang kompetitif. Dan sekarang kami harus menikmati momen ini,” tutupnya.
(Rivan Nasri Rachman)