JAKARTA – Domino Open Tournament Royal Pegasus Domiboss disambut antusias oleh sekira 96 pasangan dari berbagai daerah. Ajang yang digelar di Gelanggang Remaja Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta, Minggu 24 Agustus 2025, itu memperebutkan total hadiah Rp30 juta.
Turnamen ini bukan sekadar unjuk kepiawaian bermain gaple, tetapi juga menjadi momentum untuk membangun sportivitas. Sejak babak awal, panitia menerapkan aturan penggunaan tirai di meja permainan, sebuah standar yang merujuk pada regulasi Persatuan Olahraga Domino Indonesia (PORDI).
Ketua Panitia Pelaksana, Estugraha menuturkan, jumlah peserta sengaja dibatasi. Hal itu dimaksudkan agar turnamen benar-benar diikuti atlet yang serius.
“Meskipun jumlah peserta tidak terlalu banyak, sejak awal kami ingin memberi contoh penyelenggaraan turnamen sesuai aturan PORDI. Harapannya, domino bisa segera diakui oleh KONI,” ujar Estugraha, dikutip Jumat (29/8/2025).
Sementara Ketua Pertandingan, Muhamad Rizal, menekankan pentingnya manajemen waktu sebagai bagian dari disiplin penyelenggaraan dalam turnamen tersebut. Selama ini turnamen di Jabodetabek sering selesai larut malam, bahkan sampai subuh.
"Di Royal Pegasus, kami menargetkan kegiatan selesai maksimal pukul 20.00 WIB, sudah termasuk penyerahan hadiah,” kata pria yang akrab disapa Challo itu.
Kehadiran peserta dari berbagai daerah, mulai dari Jabodetabek, Bandung, Banten hingga Makassar, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap olahraga ini. Di balik kompetisi, terselip semangat kebersamaan dan tekad menjadikan domino lebih diterima masyarakat luas.
Persaingan berlangsung sengit hingga babak final. Pasangan Herman dan Syahrir dari Pordi Cilincing akhirnya keluar sebagai juara pertama. Disusul pasangan Lago dan Nonci dari Gardu Tapong di posisi kedua, serta Djongli dan Dio dari Gardu Millenial di posisi ketiga.
Pembina Gardu Royal Pegasus, Andi Yuslim Patawari atau yang akrab disapa AYP, menambahkan, keberlanjutan acara serupa penting untuk memperkuat konsistensi PORDI di Tanah Air. Ia berharap olahraga ini bisa dipertandingkan secara nasional.
“Kami berharap kegiatan ini akan berkesinambungan. Kami berharap, domino ini menjadi cabang olahraga nasional yang dipertandingkan ke depannya," tutur pria yang juga merupakan Plt Sekretaris Jenderal Partai Perindo itu.
Sementara itu, Ketua Gardu Royal Pegasus, Dr Sukriansyah S Latief, menilai turnamen ini juga penting untuk mengubah persepsi publik. Dengan dibantu AYP, ia berharap olahraga ini bisa terus berkembang.
“Masih ada yang menganggap domino dekat dengan perjudian. Padahal, MUI sudah menyatakan domino itu halal. Semoga ke depan, dibantu dengan Pak AYP, domino bisa berkembang terus," tegasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)