JAKARTA - Kepala pelatih tunggal putri Indonesia, Imam Tohari, mengaku sudah berbicara dengan Gregoria Mariska Tunjung untuk mencari solusi agar penyakit vertigo yang diderita atletnya tidak kambuh. Salah satu solusi yang dipertimbangkan adalah menggunakan kacamata hitam.
Sebelumnya, di Japan Open dan China Open 2025, Gregoria sudah kembali beraksi di lapangan setelah menjalani pemulihan vertigo. Namun, pada ajang China Open 2025, vertigo yang diderita Gregoria kambuh.
Hal ini terjadi karena Gregoria merasa terganggu dengan efek lampu sorot yang digunakan sebelum pertandingan dimulai. Kondisi ini membuat Gregoria kembali merasakan vertigo dan mengganggu performanya saat bertanding.
Sebagai pelatih, Imam pun mencoba mencari solusi bersama Gregoria. Antisipasi yang akan dilakukan adalah menyarankan Gregoria menggunakan kacamata hitam saat akan masuk ke lapangan.
"Ya, saya sudah mengobrol sama anaknya, mencari solusi. Jadi di China dia main match pertama yang sore, jadi bukan pagi. Ada pembukaan, jadi ada lampu sorot dan saya sempat merasakannya," ungkap Imam saat ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung, Kamis (14/8/2025).
"Apalagi Jorji –sapaan akrab Gregoria– ada vertigo, otomatis terkena sinar. Itu mengganggu. Jadi solusinya, saya menyarankan kalau nanti ada match seperti itu di pembukaan, kamu bersiap bawa kacamata hitam," tambah Imam.
Imam menegaskan, penggunaan kacamata hitam hanya akan dilakukan saat Gregoria masuk ke lapangan. Ini karena pertunjukan lampu sorot sering terjadi di beberapa turnamen besar sebelum pertandingan dimulai.
"Jalan keluarnya itu. Mungkin bisa minta izin ke referee dan tergantung turnamennya (apakah ada lampu sorot), tapi kebanyakan memang ada lampu," ucap Imam.
"Ini saat masuknya, bukan saat bermain. Tapi demi ini harus izin dulu ke BWF karena saat main pasti dicopot. Solusinya itu saja," tegasnya.
(Rivan Nasri Rachman)