KISAH Jorge ‘Aspar’ Martinez menarik untuk diikuti. Sebab, legenda MotoGP yang pilih pensiun gara-gara Valentino Rossi!
Pria bernama asli Jorge Martinez itu merupakan pembalap motor asal Spanyol. Ia punya deret prestasi mentereng di kelas pratama hingga menengah pada 1980-1990-an.
Di era itu, pria yang akrab disapa Aspar tiga kali menjadi juara dunia di kelas 80 cc yakni pada 1986, 1987, dan 1988. Ia lalu menjadi kampiun di kelas 125 cc pada 1988.
Karier balapnya memang banyak dihabiskan di kelas-kelas menengah dan paling tinggi mencapai 250 cc pada 1990. Tidak heran bila hingga pertengahan 1990, ia masih ada di kelas 125 cc.
Martinez kemudian tertampar realita ketika bertemu seorang Rossi yang mulai naik daun 1996. Keduanya sama-sama menggunakan motor Aprilia dan tampil di Kejuaraan Dunia 125 cc.
"Valentino Rossi tiba di kejuaraan dunia pada 1996, dia menang atas saya dalam balapan pertamanya. Tahun berikutnya dia finis pertama (di Italia) dan saya yang kedua," ujar Martinez dikutip dari Corsedimoto, Kamis (27/2/2025).
"Di Austria saya jatuh dan semuanya mulai berubah secara progresif. Dan jelas saya melihat Valentino membuat langkah besar, baik dia maupun Aprilia, yang melihat seorang pembalap muda yang berbeda dan mulai bertaruh lebih banyak padanya," imbuh pria yang kini berusia 62 tahun itu.
Kiprah Rossi itu memaksa Aspar Martinez untuk pensiun pada 1997. Ia mengambil keputusan pahit tersebut kendati merasa masih bisa bersaing untuk satu tahun lagi.
"Dia membuat saya mengambil keputusan untuk pensiun. Saya senang karena saya berhasil pensiun. Tapi sedikit sedih, karena saya pikir saya masih bisa balapan untuk satu tahun lagi," kata Martinez.
Usai pensiun, pria kelahiran Valencia itu lalu membentuk tim balap Aspar Team yang masih eksis hingga kini. Ia sekarang juga punya sirkuit yang diberi nama Aspar Circuit di Valencia, yang belum lama ini dipakai Marc Marquez untuk latihan jelang MotoGP 2025.
Itulah kisah Jorge Aspar, legenda MotoGP yang pilih pensiun gara-gara Valentino Rossi. Semoga informasi ini berguna untuk pembaca sekalian.
(Wikanto Arungbudoyo)