Hanya saja karena belum pulih 100 persen, pelatih akhirnya menentukan hanya akan turun di tiga alat.
Kabar buruk pun hadir setibanya Rifda di Paris, tepatnya ketika menjalani sesi latihan. Rifda mengalami cedera saat melakukan lompatan di vaulting.
Penanganan telah dilakukan secara maksimal oleh para dokter Tim Indonesia. Namun, kondisinya memang belum bisa pulih 100 persen, sehingga masih merasa sakit dan tidak memungkinkan turun di tiga alat.
Namun, daya juang Rifda tetap luar biasa. Ia memutuskan untuk menuntaskan penampilannya di Olimpiade, meski ia masih harus dibantu pelatih, baik untuk berjalan jauh ke venue pertandingkan ataupun di sekitar field of play.
Rifda tampil di satu alat yaitu uneven bars, meskipun tidak full routine terutama pada dismount.
"Terlepas dari performance yang tidak sempurna, saya tetap mengapresiasi dan salut atas perjuangan Rifda dan Coach Eva. Selama bertahun-tahun, mereka berkerja keras untuk mewujudkan cita-citanya untuk menjadi gymnast Indonesia pertama dari Indonesia yang tampil di Olimpiade," sambung Ita.
"Saya berterima kasih kepada semua pihak, yakni Kemenpora dan Mas Menpora Dito Ariotedjo, Komite Olimpiade Indonesia dan Presiden Raja Sapta Oktohari, Chef de Mission Anindya Bakrie, KONI Pusat, dan semua pihak yang tak bisa saya sebutkan satu per satu," tutup Ita.
(Rivan Nasri Rachman)