Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Apresiasi Perjuangan Rifda Irfanaluthfi, Gymnastics Indonesia: Tidak Mudah untuk Bisa Tampil di Olimpiade Paris 2024

Rivan Nasri Rachman , Jurnalis-Selasa, 30 Juli 2024 |07:01 WIB
Apresiasi Perjuangan Rifda Irfanaluthfi, Gymnastics Indonesia: Tidak Mudah untuk Bisa Tampil di Olimpiade Paris 2024
Atlet Senam Artistik Indonesia, Rifda Irfanaluthfi (tengah) melalui perjalanan yang lika-liku demi bisa tampil di Olimpiade Paris 2024. (Foto: Gymnastics Indonesia)
A
A
A

PARIS – Pesenam artistik Indonesia, Rifda Irfanaluthi harus puas mengakhiri debutnya di ajang sebear Olimpiade Paris 2024 dengan hasil yang tak maksimal karena cedera. Namun, Pengurus Persatuan Senam Indonesia (Gymnastics Indonesia) justru tetap mengapresiasi perjuangan Rifda.

Sebab menurut Ketua Gymnastics Indonesia Ita Yuliati, hal yang yang dilihat adalah proses bagaimana Rifda bisa jadi atlet senam Indonesia pertama yang berhasil menembus Olimpiade. Dari pencapaian itu Rifda sudah melakukan hal yang luar biasa.

Karena itulah Gymnastics Indonesia mengapresiasi kerja keras Rifda dan sang pelatih, Eva Butarbutar di Olimpiade Paris 2024. Ita Yuliati mengatakan perjalanan Rifda untuk menyandang status Olympian pertama dari cabang olahraga gymnastics penuh dengan lika-liku.

Ya, dara 24 tahun ini harus berjuang menahan rasa sakit akibat cedera ketika tampil di Bercy Arena, Paris, Prancis, Minggu (28/7/2024). Cedera membuat Rifda pada akhirnya tak bisa maksimal, meski begitu perjuangannya tetap layak diapresiasi.

"Alhamdulillah Rifda sudah menyelesaikan penampilannya di Olimpiade Paris 2024. Saya sebagai Ketua Umum Gymnastics Indonesia bersyukur bahwa akhirnya perjuangan kita semua untuk mengusung Rifda ke Olimpiade telah berhasil, kata Ita dikutip dari rilis Gymnastics Indonesia, Selasa (30/7/2024).

Rifda Irfanaluthfi (Foto: NOC Indonesia/Naif Muhammad AlAs/Canon Indonesia)

“Rifda telah secara sah menyandang gelar sebagai Olympian. Perjalanan menuju Olimpiade itu yang harus kita apresiasi bersama karena tidak mudah untuk bisa mencapai Olimpiade, seperti saat ini," tambahnya.

Pada Olimpiade Paris 2024, Rifda hanya tampil di nomor uneven bars (palang bertingkat). Ini dikarenakan kondisinya yang belum pulih dari cedera.

Tiga pekan sebelum Olimpiade, lutut Rifda bengkak pada saat training camp di Heerenveen, Belanda. Seiring berjalannya waktu, kondisi Rifda semakin membaik karena sudah sempat mencoba empat alat saat latihan.

Hanya saja karena belum pulih 100 persen, pelatih akhirnya menentukan hanya akan turun di tiga alat.

Kabar buruk pun hadir setibanya Rifda di Paris, tepatnya ketika menjalani sesi latihan. Rifda mengalami cedera saat melakukan lompatan di vaulting.

Penanganan telah dilakukan secara maksimal oleh para dokter Tim Indonesia. Namun, kondisinya memang belum bisa pulih 100 persen, sehingga masih merasa sakit dan tidak memungkinkan turun di tiga alat.

Namun, daya juang Rifda tetap luar biasa. Ia memutuskan untuk menuntaskan penampilannya di Olimpiade, meski ia masih harus dibantu pelatih, baik untuk berjalan jauh ke venue pertandingkan ataupun di sekitar field of play.

Rifda tampil di satu alat yaitu uneven bars, meskipun tidak full routine terutama pada dismount.

Rifda Irfanaluthfi

"Terlepas dari performance yang tidak sempurna, saya tetap mengapresiasi dan salut atas perjuangan Rifda dan Coach Eva. Selama bertahun-tahun, mereka berkerja keras untuk mewujudkan cita-citanya untuk menjadi gymnast Indonesia pertama dari Indonesia yang tampil di Olimpiade," sambung Ita.

"Saya berterima kasih kepada semua pihak, yakni Kemenpora dan Mas Menpora Dito Ariotedjo, Komite Olimpiade Indonesia dan Presiden Raja Sapta Oktohari, Chef de Mission Anindya Bakrie, KONI Pusat, dan semua pihak yang tak bisa saya sebutkan satu per satu," tutup Ita.

(Rivan Nasri Rachman)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement