Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Preview: Misi Tim Bulu Tangkis Indonesia Akhiri Dahaga Selama 14 Tahun di Piala Uber 2024

Bagas Abdiel , Jurnalis-Kamis, 02 Mei 2024 |18:23 WIB
Preview: Misi Tim Bulu Tangkis Indonesia Akhiri Dahaga Selama 14 Tahun di Piala Uber 2024
Tim Bulu Tangkis Indonesia di Piaal Uber 2024. (Foto: PBSI)
A
A
A

CHENGDU - Tim bulu tangkis putri Indonesia akan menghadapi tantangan berat di babak perempatfinal Piala Uber 2024. Mereka akan bertemu Thailand di Hi-Tech Zone Sports Centre Gymnasium, Chengdu, China pada Jumat 3 Mei 2024 pukul 08.30 WIB.

Jika berbicara peluang, Indonesia memang paling memiliki kesempatan besar untuk lolos ke semifinal dengan bertemu Thailand. Sebab jika dibandingkan dengan bertemu juara grup lainnya kecuali Jepang (karena satu grup), seperti China dan Korea Selatan, langkah Tim Uber Indonesia terbilang berat.

Tim Uber Indonesia sendiri belum pernah lagi mencicipi babak semifinal Piala Uber sejak terakhir 2010. Pertemuan dengan Thailand seharusnya menjadi kesempatan bagi Gregoria Mariska Tunjung dkk untuk Tim Merah Putih bisa naik podium kembali di Piala Uber.

Akan tetapi, Thailand juga bukan lawan mudah. Pada tiga pertemuan terakhir Indonesia melawan Thailand di Piala Uber, Tim Merah Putih selalu menelan kekalahan. Kekalahan itu pun didapatnya dengan skor yang sama dan sangat tipis yakni 2-3.

Terakhir kali, Indonesia dan Thailand bertemu di perempatfinal Piala Uber 2020 yang berlangsung pada 2021. Kala itu Indonesia takluk dengan skor 2-3, di mana Tim Merah Putih harus menelan tiga kekalahan di sektor tunggal.

Gregoria Mariska Tunjung

Kini, kekuatan Piala Uber Indonesia terbilang baik. Meski diperkuat pemain muda dengan usia rata-rata 21,72 tahun, tetapi sebagian dari mereka sudah punya pengalaman di ajang beregu mulai Piala Uber hingga nomor beregu di ajang multievent.

Pada tunggal putri pertama, Indonesia bisa mengandalkan Gregoria yang saat ini menempati peringkat 9 dunia. Tapi lawan yang akan dihadapi Gregoria dipastikan tidak akan mudah. Ia akan bertemu Ratchanok Intanon yang sejauh ini masih menjadi momok besar bagi Gregoria.

Keduanya sudah bertemu delapan kali, namun Gregoria tidak pernah menang dari Intanon. Pertemuan terakhir sendiri terjadi pada 2021 di Olimpiade Tokyo 2020 ketika Gregoria masih di era yang belum menunjukkan taringnya. Karena itu, menarik untuk melihat bagaimana performa Gregoria pada era terbaik saat ini untuk bertemu Intanon.

Terlebih Intanon yang saat ini berusia 29 tahun sedang mengalami performa yang kurang konsisten. Dalam beberapa turnamen tahun ini, ia bahkan seringkali gugur di babak 32 besar. Untuk itu, potensi Gregoria untuk merebut kemenangan atas Intanon masih terbuka.

Tunggal putri lainnya seperti Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Komang Ayu Cahya Dewi menjadi pilihan tepat untuk diturunkan pada tunggal kedua dan ketiga. Meski lawannya di atas kertas lebih baik dari mereka, bukan tidak mungkin mereka bisa membuat kejutan. Apalagi performa Ester dan Komang juga terbilang dalam tren positif.

Ester kemungkinan besar akan bertemu Supanida Katethong (ranking 16 dunia) yang sejauh ini belum pernah menang jika bertemu. Sedangkan Komang bisa bertemu Pornpawee Chochuwong (ranking 19 dunia) yang belum pernah bertemu sama sekali.

Ester Nurumi Tri Wardoyo

Beralih pada sektor ganda, potensi kejutan dengan hadirnya pasangan dadakan bisa saja terjadi. Itu mungkin bisa terjadi apabila Apriyani kembali dipilih untuk diistirahatkan, mengingat ia memang lebih difokuskan untuk ke Olimpiade.

Tetapi, jika memang nantinya Apriyani/Fadia diturunkan, potensi untuk menyumbangkan poin itu ada. Pasalnya, Apriyani/Fadia lebih berpengalaman dan sudah menang dua dari tiga pertemuan atas Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai yang merupakan ganda putri pertama Thailand.

Andai Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto yang diturunkan sebagai ganda putri pertama mungkin akan sedikit berisiko karena mereka pernah kalah dari Jongkolphan/Rawinda. Karena itu, jika kondisi Apriyani dalam keadaan baik-baik saja, menurunkan Apriyani/Fadia di ganda putri pertama adalah pilihan tepat.

Lalu untuk ganda putri kedua, Thailand memang tengah pincang. Ganda putri kedua berperingkat 15 dunia dipastikan tidak akan turun. Pasalnya Benyapa Aimsaard tidak dibawa ke ajang Piala Uber ini karena pemulihan cedera. Jadi hanya Nuntakarn Aimsaard yang tersisa, dan dia kemungkinan akan dipasangkan dengan Laksika Kanhala atau Phataimas Muenwong.

Menurunkan Lanny/Ribka bisa menjadi pilihan tepat untuk turun di ganda putri kedua. Namun jika kondisi Ribka yang belum pulih dari flu, situasi adanya pasangan dadakan di ganda kedua bisa terjadi. Menurunkan Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose mungkin bisa menjadi pilihan, tetapi sedikit harap-harap cemas.

Jadi sektor ganda putri ini akan bergantung pada kesiapan Apriyani dan Ribka. Sektor ganda putri ini bisa menjadi vital, karena memiliki peluang besar untuk menyumbangkan poin lawan Thailand nanti.

Lanny Tria/Ribka Sugiarto

Bisa dibilang, kekuatan Tim Uber Indonesia untuk saat ini terletak pada Gregoria dan dua ganda putri, tanpa mengecilkan Ester dan Komang. Meski kedua tim sama-sama punya kesempatan untuk memenangkan laga, tapi sudah saatnya Tim putri Indonesia menaklukkan Thailand dan kembali ke semifinal Piala Uber setelah absen 14 tahun absen.

(Rivan Nasri Rachman)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement