"Awalnya saya memiliki kecepatan yang baik, tetapi ketika ban turun maka menjadi sulit untuk menambah kecepatan. Anda harus mengadopsi gaya balap yang berbeda," urai Marini.
"Intinya Anda diminta untuk mengambil risiko lebih besar dan akhirnya kehilangan lebih dari setengah detik dari pembalap cepat. Ban mewakili aspek utama karena kami harus banyak bekerja di bagian belakang. Sebaliknya Ducati lebih baik dalam hal keausan ban," imbuh pria berusia 26 tahun itu.
"Tentu saja kami juga bekerja dalam hal aerodinamis, namun tidak ada perbedaan ketika fokus pada bagian belakang, karena ini hanya masalah detail," pungkasnya.
Patut dinanti apakah perbedaan motor itu akan menghambat Marini atau tidak. Ia masih memiliki satu kesempatan lagi pada Tes Pramusim MotoGP 2024 di Sirkuit Internasional Losail, Qatar, pada 19-20 Februari, untuk mengenal senjatanya itu.
(Wikanto Arungbudoyo)