JAKARTA – Rivan Nurmulki terancam terkena sanksi larangan satu tahun bermain di dunia voli profesional dari Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI). Dia pun legowo menerima keputusan itu meski berharap bisa mendapat sanksi yang lebih ringan.
Ya, Rivan terancam dikenakan sanksi larangan bermain di Timnas Indonesia serta Proliga selama satu tahun oleh PBVSI karena dianggap melakukan pelanggaran AD/ART PBVSI di mana dia menolak untuk membela Timnas Indonesia dengan beberapa alasan. Namun, ternyata dia malah tampil di turnamen lainnya.
Kendati demikian, pemain berusia 28 tahun itu pasrah jika hukuman itu nantinya benar dijatuhkan padanya. Namun, dia berharap bisa disanksi dengan hukuman yang lain karena bermain voli merupakan mata pencaharian utamanya.
“Kalau saya, sih, enggak apa-apa, legowo saja, sih. Cuma harapan saya kalau sanksi yang lain lah, jangan yang enggak boleh main," kata Rivan kepada awak media, termasuk MNC Portal Indonesia, setelah menjalani mediasi dengan Menpora Dito Ariotedjo dan PBVSI di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (11/9/2023)
"Karena ibaratnya saya kan kerjanya (main) voli, kalau enggak boleh main voli, bagaimana?" tambahnya.
Seperti diketahui, terjadi permasalahan antara PBVSI dengan Rivan akhir-akhir ini. Hal itu bermula dari penolakkan Rivan untuk membela Timnas Indonesia di ajang AVC Championships 2023 alias Kejuaraan Asia Voli 2023 di Iran pada pertengahan Agustus lalu.
Kala itu, Rivan beralasan terpaksa absen karena harus menjalani sidang pemberhentian kepolisian yang wajib dihadirinya. Selain itu, dia ingin menemani istrinya yang sudah hamil tua untuk melahirkan.
Namun, Rivan Nurmulki malah bermain di Piala Kapolri 2023 bersama tim Kapolda Kalimantan Timur. Hal ini dianggap menyalahi aturan AD/ART PBVSI 2018 Pasal 29 ayat 3 yang berbunyi ‘Setiap atlet bola voli wajib membela nama bangsa di event internasional dengan mengikuti proses yang ditentukan oleh PP PBVSI’.
Akan tetapi, pemain Surabaya BIN Samator itu tak mengerti mengapa hal tersebut dipermasalahkan. Dia merasa seharusnya dirinya tak melanggar aturan karena hanya mengikuti turnamen di dalam negeri.
"Ya, itu pas AVC, kan, dan saya enggak ikut AVC tuh. Itu, kan, main di dalam negeri, ya, enggak yang ini [di luar negeri]. Kalau enggak boleh main, lah pekerjaan saya, kan, main voli tuh," ujar pemain berpostur 198 cm itu.
"Kecuali saya ikut event ke luar negeri juga, itu mungkin okelah. Cuma kalau itu tadi [masalahnya] saya ya sudah, legowo saja kalau memang itu jadi masalah," imbuhnya.
"Tapi kalau sampai disanksi, sih, bagaimana, ya. Kayaknya enggak yang begitu banget sih. Kan cuma main, ya, saya cuma main voli, kan," tuturnya.
Sebelumnya, pada hari ini Dewan Pengawas PP PBVSI, Bambang SuedI, membeberkan kesalahan Rivan kepada media setelah melakukan mediasi dengan Menpora Dito. Dia menyebut kesalahan Rivan jelas yakni tampil di Kapolri Cup 2023 setelah menolak membela Timnas Indonesia.
Bambang pun mengungkapkan sanksi yang bisa diterima oleh Rivan yakni larangan bermain selama satu tahun di dunia voli profesional. Meski begitu, keputusan sanksi itu baru akan diputuskan lewat sidang kode etik PBVSI yang bakal dilakukan dalam waktu dekat.
"Paling tidak boleh main satu tahun. Iya [di timnas tak bisa main], di tarkam masih bisa. Kalau Proliga mungkin tidak bisa. Mungkin, ya. Sesuai hasil sidang saja. Menpora bilang sanksi tidak boleh memutus karier dia," kata Bambang.
"Satu hal bahwa dia sudah dikontrak oleh Kapolda Kaltim untuk main di Piala Kapolri sedangkan dalam aturan AD/ART, pemain Timnas tidak boleh main di situ karena persiapan Asian Games. Tapi, ternyata dia main," pungkasnya.
(Admiraldy Eka Saputra)