INILAH rekor legenda bulu tangkis Malaysia, Lee Chong Wei, yang menjadi momok di antara persaingan Lin Dan dan Taufik Hidayat. Rekor yang dimaksud adalah head to head melawan dua rivalnya itu.
Selain itu, rekor head to head-nya dengan tunggal putra asal Denmark, Peter Gade, juga membuat Chong Wei menjadi pesaing berat di perebutan daftar tunggal putra terbaik. Keempat pemain itu kerap disebut sebagai The Big Four.
Lantas bagaimana rekor head to head antara Lee Chong Wei dengan anggota The Big Four yang lainnya? Berikut ulasannya.
3. Lee Chong Wei vs Peter Gade
Chong Wei sangat superior di hadapan Gade. Dari 21 pertemuan, ia sukses memenangkan 19 pertandingan dan hanya dua kali kalah.
Lee mengawali dominasinya di Malaysia Open 2004 dan berlanjut di tujuh pertemuan berikutnya. Dua kekalahan yang dialami hanya terjadi di Korean Super Series 2009 dan Thomas Cup 2012.
2. Lee Chong Wei vs Taufik Hidayat
Menghadapi tunggal putra legendaris Indonesia, Chong Wei juga unggul jauh. Tercatat, tunggal putra Malaysia itu memenangkan 15 pertemuan dari total 23 kali.
Dalam enam pertemuan awalnya, Lee hanya mampu menang sekali atas Taufik. Namun menginjak 2007, ia mulai mampu mengimbangi Taufik hingga berhasil melampauinya.
1. Lee Chong Wei vs Lin Dan
Setelah berhasil melampaui Taufik, Chong Wei secara otomatis menggantikan posisi sebagai pesaing Lin Dan. Dengan kualitas yang sangat mumpuni, keduanya terlibat persaingan panjang.
Setidaknya, sudah 40 kali Lee bertemu dengan Lin Dan sepanjang 2002 hingga 2018. Dalam 40 pertemuan itu, ia masih kalah dengan catatan 12 kali menang dan 28 kalah.
Meski begitu, Lee justru mampu membuktikan kualitasnya di usia yang sudah tidak lagi muda. Tepatnya di tiga pertemuan terakhirnya, ia menyapu bersih kemenangan atas Super Dan.
Terlepas dari hal itu, Lee Chong Wei juga memiliki rekor lain yang tidak bisa disaingi oleh ketiga rekannya. Ia adalah tunggal putra dengan raihan gelar super series terbanyak!
Tercatat, Lee meraih total 46 gelar super series sepanjang kariernya. Selain itu, ia adalah tunggal putra yang bertengger di peringkat 1 dunia terlama, yakni 348 minggu.
(Wikanto Arungbudoyo)