Akan tetapi, motor Desmosedici-nya terlempar dengan keras setelah berjalan di atas gravel. Sebab, ukuran batu krikil yang ada di sana terlalu besar dan bahkan itu membuat motornya rusak lebih parah.
Permasalahan ukuran krikil yang terlalu besar yang dapat membahayakan keselamatan para pembalap ini sebenarnya sudah menjadi perdebatan sejak empat tahun lalu, tetapi tak ada perubahan signifikan yang dibuat oleh para petinggi MotoGP yang bertanggung jawab. Karena itu, Espargaro geram dan menegaskan tak mau membicarakannya lagi.
"Kami dapat mengungkapkan perasaan kami, tidak lebih. Akan salah jika kami tidak mengatakan apa-apa. Namun, kami telah mengatakannya berkali-kali di Komisi Keamanan dan juga kepada media. Tetapi tidak ada reaksi terhadap beberapa hal,” sambung Espargaro.
Salah satu mantan pembalap yang kini menjadi pundit MotoGP, Ketih Huewen, pun mengungkapkan bahwa krikil yang ada di Portimao jauh dari ukuran standar. Menurutnya, mereka wajib membenahinya sebelum balapan pertama MotoGP 2023 berlangsung di sana pada 26 Maret mendatang.

"Batu-batu itu berukuran setengah batu bata, padahal seharusnya berukuran 8-20mm. Ada sisi kerikil bergradasi yang seharusnya berada di area limpasan. Tapi Portimao malah memiliki batu bata pekarangan untuk bahan bangunan di area gravel!” jelas Huewen.
"Batu-batu itu sangat sakit dan bisa lebih buruk lagi jika ada yang terlempar ke arah Anda. Tampaknya mereka mengubahnya, tapi itu pekerjaan besar. Ribuan meter persegi. Mereka harus melakukannya sebelum kita menjalani balapan pertama musim depan,” tutupnya.
(Rivan Nasri Rachman)