“Tapi ketika seorang pembalap sudah menemukan feeling pada motornya, itu membuat perbedaan besar. Ketika seorang pengendara merasa mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan dengan motornya; dan ketika dia memiliki keyakinan bahwa tim akan selalu dapat memberinya motor terbaik untuk balapan, itu memberinya motivasi dan kekuatan ekstra,” tambahnya.
“Alvaro dan Bagnaia sangat mirip dalam hal itu, bahkan jika pekan balapan dimulai dengan sulit, tim menemukan solusi dan pembalap 95 persen nyaman di atas motor. Ini selalu tentang kombinasi antara pembalap dan motor, yang kami tingkatkan bersamanya. Alvaro sekarang memiliki perasaan yang sama baiknya dengan Pecco di Desmosedici,” tuturnya.
Sebagai tambahan, di MotoGP sendiri, Ducati juga berhasil menjadi juara konstruktor lewat delapan pembalap yang mereka miliki di paddock. Lalu, di klasemen tim, Ducati Lenovo yang dihuni oleh Pecco dan Jack Miller juga naik takhta tertinggi dengan torehan lebih dari 400 poin selama 20 seri berlangsung.
Alhasil, bisa dibilang 2022 ini merupakan tahunnya Ducati. Tim pabrikan asal Italia itu benar-benar menunjukkan dominasi mereka di dua ajang balap motor paling bergengsi di dunia itu.
(Rivan Nasri Rachman)