"Saya harus keluar dari olahraga ini sebelum saya menderita kerusakan otak besar. Saya tidak ragu bahwa saya memiliki beberapa kerusakan otak, tapi mudah-mudahan tidak terlalu parah,” kata Paul Gallen dilansir dari Sport Bible.
“Lucunya, saya tidak pernah memikirkan kerusakan otak sampai enam bulan terakhir. Saya tidak pernah khawatir tentang itu. Saya tidak pernah memikirkannya. Tapi tiba-tiba itu menimpa saya,” imbuhnya.
"Selalu ada atlet yang menjadi korban Alzheimer dan CTE, tetapi orang yang tidak pernah bermain olahraga kontak seumur hidup juga bisa mengalami masalah yang sama. Kenyataannya adalah apa yang telah saya lakukan selama 20 tahun, mengatasi benturan yang saya miliki di rugby dan tinju, dapat membuat saya lebih rentan terhadap kerusakan otak atau CTE. Sudah waktunya untuk berhenti,” tuturnya.
Paul Gallen pun mengatakan bahwa dirinya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama istri dan anak-anaknya serta keluarganya setelah pensiun dari dunia tinju nanti. Pasalnya, dia tidak tahu apakah hidupnya masih lama atau sebentar lagi akibat menderita penyakit tersebut.
(Hakiki Tertiari )