JAKARTA – Enam pemain yang berlaga di Liga Basket Indonesia (IBL) terlibat dalam pengaturan skor hasil pertandingan. Menyikapi masalah itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) Danny Kosasih menegaskan bahwa tak ada ampun bagi pemain yang terlibat.
Pernyataan tersebut disampaikan Danny menanggapi kasus match fixing yang dilakukan enam pemain peserta IBL selama musim kompetisi 2021 lalu.
Baca juga:Â Sistem Bubble IBL 2022 Alami Perubahan
"Tak ada ampun lagi, mereka harus menjalani hukuman yang sudah dijatuhkan," kata Danny mengutip Antara, Kamis (30/12/2021).
Dia mengaku kecewa para terhukum tersebut tidak belajar dari pengalaman kasus serupa sebelumnya.
"Saya berharap hukuman kali ini membuat para pebasket semakin menjunjung sportivitas dan tidak lagi melakukan match fixing,” tegasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah pada Rabu mengumumkan keterlibatan enam pemain dalam pengaturan hasil pertandingan selama musim kompetisi IBL 2021 lalu.
Lima orang tersebut berasal dari klub Pacific Caesar Surabaya, yaitu Aga Siedartha, Arisanda, Gabriel Senduk, Yoseph Wijaya, dan Aziz Wardhana, serta satu pemain dari Bali United Basketball, Yerikho Tuasela.
PP Perbasi dan IBL telah menjatuhkan hukuman sanksi kepada para pelaku sesuai dengan aturan federasi dan peraturan pelaksanaan pertandingan pada 21 September 2021 yang sudah disampaikan secara langsung kepada seluruh pihak yang terkait.