JAKARTA - Direktur Utama Liga Basket Indonesia (IBL), Junas Miradiarsyah, memberi kabar mengejutkan pada Rabu (29/12/2021). Kabar mengejutkan itu adalah lima pemain Pacific Caesar Surabaya dan satu pemain Bali United Basketball di IBL 2021 terlibat pengaturan skor (match fixing).
“Ada kasus yang terjadi di (liga) 2021 kemarin mengenai suatu hal yang patut tidak dicontoh untuk profesional manapun yang dilakukan oleh beberapa pemain melakukan match fixing,” ucap Junas dalam konferensi pers virtual, Rabu (29/12/2021).
Adapun lima pemain Pacific Caesar Surabaya yang terlibat di antaranya Aga Siedartha, Arisanda, Gabriel Senduk, Yoseph Wijaya, dan Aziz Wardhana. Sementara itu, satu pemain dari Bali United Basketball adalah Yerikho Tuasela.
Junas menegaskan, bahwa keterlibatan para pemain ini tidak ada sangkut pautnya dengan klub. Bahkan, pihak klub dan manajemen sendiri mendukung agar pihak berwenang segera menindak pemain-pemain yang bersangkutan. Kasus ini terjadi pada pertandingan-pertandingan awal di reguler sistem.
BACA JUGA: Perbasi Sambut Baik Artis Ramaikan Dunia Basket Indonesia
“Jadi, bukan di pertandingan-pertandingan penentu, bukan juga di antara kedua tim bertemu. Jadi, bukan mengatur permainan tim A dan tim B, tapi secara individu,” lanjut Junas.
Ketua Bidang Etik dan Hukum PP Perbasi, Charles Bronson Siringoringo, memberi penjelasan lebih detail. Ia menyatakan, bahwa para pelaku ini mendapat pesanan dari bandar judi online yang memasang klub tertentu.