6 Pembalap MotoGP yang Pernah Bela Honda dan Ducati, Nomor 1 Juara Dunia 9 Kali
AJANG MotoGP selalu diisi oleh para pembalap bintang. Kehadiran sejumlah pembalap pun selalu sukses mencuri perhatian lebih dalam balapan, sebut saja seperti Valentino Rossi hingga Marc Marquez.
Aksinya di atas lintasan hingga prestasi gemilang paling sering jadi sorotan. Apalagi, beberapa pembalap diketahui bisa mendulang kesuksesan besar, tak hanya bersama satu tim. Ada sejumlah nama yang bisa sukses bersama tim-tim besar di MotoGP, seperti Honda hingga Ducati.
BACA JUGA: Marc Marquez Bikin Valentino Rossi Gagal Juara MotoGP 2015, The Doctor: Ia Sakiti Hati Saya!
Siapa saja, pembalap yang ternyata pernah membela dua tim besar yang kerap bertarung sengit memperebutkan gelar juara di MotoGP itu? Sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, berikut enam pembalap yang pernah membela Honda dan Ducati.
6. Casey Stoner
Salah satu nama pembalap MotoGP yang pernah membela Honda dan Ducati adalah Casey Stoner. Memulai kariernya di MotoGP pada 2006, Stoner langsung membela Honda.
Penampilan pembalap asal Australia itu pun langsung apik di musim debutnya di kelas MotoGP. Dia bisa naik podium pada gelaran MotoGP Turki. Di akhir musim, Stoner menempati posisi kedelapan di klasemen pembalap.
Usai bekerja apik bersama Honda, Stoner pindah ke Ducati pada 2007. Di sana, penampilannya kian gacor. Dia bahkan langsung menjadi juara dunia usai meraih 10 kemenangan dan empat podium.
Empat tahun di Ducati, Stoner pindah lagi ke Honda pada 2011. Periode keduanya membela Honda juga tak berjalan lama. Dia hanya bertahan dua musim dan posisinya digantikan Marc Marquez pada 2013. Meski begitu, Stoner bisa merebut satu gelar juara lagi di MotoGP pada 2011.
5. Loris Capirossi
Berikutnya, ada nama Loris Capirossi. Dia naik ke kelas utama ajang balap grand prix pada 2000 dengan langsung membela Honda. Kinerjanya pun terus menunjukkan peningkatan selama tiga musim membela Honda. Dari hanya bisa menempati posisi ketujuh di klasemen akhir pembalap, Capirossi bisa menembus tiga besar.
Pada 2003, pembalap asal Italia itu pun memutuskan pindah ke Ducati. Di sana, Capirossi bekerja tak kalah apik sehingga bisa menempati posisi keempat langsung di musim debutnya bersama Ducati.
Capirossi bertahan cukup lama di Ducati, yakni mencapai lima tahun. Setelah itu, dia berpindah tim lagi. Kali ini, Suzuki jadi pelabuhan berikutnya dari Capirossi.
Sebelum akhirnya pensiun dari MotoGP pada 2011, dia kembali ke Ducati. Namun, periode keduanya membela Ducati tak berjalan mulus karena dirinya terpuruk ke posisi 17 di klasemen dengan hanya mengemas 43 poin.
4. Andrea Dovizioso
Nama Andrea Dovizioso juga ada di daftar ini. Karier awal Dovizioso di ajang MotoGP dimulai dengan membela Honda. Dia bernaung di tim itu sejak 2008-2011.
Kinerja Dovizioso saat membela Honda terbilang cukup apik karena bisa bersaing memperebutkan podium dan kemenangan di sejumlah balapan. Pada 2011, dia bahkan finis ketiga di klasemen pembalap.
Aksi apiknya bersama Honda telah membuat banyak tim kepinct. Sebelum membela Ducati, pembalap asal Italia itu berlabuh ke Yamaha terlebih dahulu pada 2012. Baru pada 2013, dia pindah ke Ducati.
Kinerjanya di sana tak langsung mentereng. Pembalap berjuluk The Little Dragon itu harus terseok-seok lebih dahulu karena tidak bisa naik ke podium sekali pun. Namun, perlahan dia menunjukkan peningkatan hingga akhirnya mampu bertarung memperebutkan gelar juara.
Dia menjadi musuh terberat Marc Marquez dalam memperebutkan gelar juara sejak 2017-2019. Namun, romansa kebersamaannya dengan Ducati harus berakhir pada 2020, di mana dia memutuskan tak memperpanjang kontraknya. Sempat vakum di awal 2021, Dovizioso kini sudah kembali mentas di MotoGP dengan membela tim satelit Yamaha.
3. Nicky Hayden
Nama legenda MotoGP, Nicky Hayden, juga pernah membela Honda dan juga Ducati. Sepanjang kariernya, yakni sejak 2003-2016 di MotoGP, memang hanya dua tim itu yang dibela oleh Hayden.
Honda jadi pelabuhannya lebih dahulu. Selama 2003-2008, pembalap asal Amerika Serikat itu pun bisa menyegel satu gelar juara MotoGP bersama Honda. Pencapaian manisnya membuat Ducati memutuskan merekrutnya pada 2009.
Di Ducati, Hayden gagal tampil mentereng. Selama lima musim di sana, pencapaian terbaik Hayden adalah menempati posisi ketujuh di klasemen akhir pembalap pada 2010. Kondisi ini membuat Hayden memutuskan kembali ke Honda. Namun, dia tetap gagal mengembalikan kinerja terbaiknya dan memutuskan pensiun.
2. Jorge Lorenzo
Berbeda dari empat pembalap sebelumnya, Jorge Lorenzo tak memulai kariernya di MotoGP dengan membela Honda ataupun Ducati. Dia menjadi pembalap Yamaha pada musim debutnya di MotoGP 2008.
Kinerjanya langsung mencuri perhatian karena Lorenzo bisa memberi perlawanan sengit untuk rekan setimnya yang terus bersinar kala itu, Valentino Rossi. Pada tahun ketiganya di Yamaha, Lorenzo pun meraih gelar juara dunia.
Usai mengumpulkan empat gelar juara di Yamaha, Lorenzo tampaknya ingin menjajal petualangan baru bersama tim lain. Dia pun tergoda untuk pindah ke Ducati pada 2017. Namun sayang, dia gagal menemukan kinerja terbaiknya sehingga terus terpuruk.
Butuh waktu lama bagi Lorenzo untuk akhirnya mendulang hasil manis dan kembali bertarung di podium saat membela Ducati. Kondisi ini membuatnya dilepas Ducati dan pindah ke Honda pada 2019.
Alih-alih bersaing kembali di kejuaraan dunia, Lorenzo justru menderita karena selain gagal beradaptasi, dia mengalami kecelakaan yang membuatnya cedera parah. Lorenzo pun akhirnya pensiun pada 2019.
1. Valentino Rossi
Terakhir, ada nama Valentino Rossi. Pembalap yang sudah berada di ujung kariernya ini sudah membela banyak tim di MotoGP karena kariernya memang berjalan sangat panjang di sana.
Rossi pun pernah membela Ducati dan Honda di MotoGP. Romansa kebersamaannya dengan Honda dimulai lebih dahulu, yakni pada 2000-2003. Selama itu, dia bisa menyegel tiga gelar juara dunia.
Kinerja apik The Doctor -julukan Rossi- membuatnya direkrut Ducati. Pada 2004 hingga 2010, dia membela Yamaha dan mengumpulkan empat gelar juara lain di kelas MotoGP.
Pada 2011, Rossi pun membuat keputusan yang mengejutkan karena memilih pindah ke Ducati. Di sana, dia pun gagal bersinar karena kesulitan beradaptasi dengan motor Desmosedici.
(Djanti Virantika)
