Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Profil Maria Kristin, Pebulu Tangkis Tunggal Putri Indonesia Terakhir yang Sumbang Medali di Olimpiade

Andhika Khoirul Huda , Jurnalis-Senin, 09 Agustus 2021 |14:55 WIB
Profil Maria Kristin, Pebulu Tangkis Tunggal Putri Indonesia Terakhir yang Sumbang Medali di Olimpiade
Maria Kristin meraih medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008. (Foto
A
A
A

TUBAN – Maria Kristin Yulianti menjadi pebulu tangkis tunggal putri terakhir yang mampu menyumbang medali untuk Indonesia di ajang Olimpiade. Dia mendapat perunggu di Beijing 2008.

Dia mengalahkan wakil China, Lu Lan, lewat pertandingan perebutan medali perunggu yang berlangsung tiga set. Dia kalah dengan skor 11-21 di set pertama. Namun pemain jebolan PB Djarum itu bangkit di set kedua dan menang 21-13. Dia pun menutup set ketiga dengan kemenangan 21-15.

Foto/PB Djarum

Dilansir dari situs resmi PB Djarum, Senin (9/8/2021), wanita yang lahir di Tuban 36 tahun lalu itu mengawali karirnya di PB Djarum pada 1998. Bakatnya diasah di klub yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah.

Baca juga: Ingin Jadi Pebulu Tangkis Andal? Ini Saran Susy Susanti sang Peraih Medali Emas Pertama Indonesia di Olimpiade

Wanita bertinggi 169 cm itu memiliki catatan prestasi yang apik di awal kariernya di ajang internasional. Beberapa prestasi yang dia capai adalah juara Indonesian Satellite 2002 sampai 2003, Singapore Satellite 2004 dan juara Cheers Asian Satellite 2006.

Baca juga: 5 Fakta Eks Pebulu Tangkis China Huang Hua, Rival Susy Susanti yang Kini Jadi WNI dan Tinggal di Klaten

Dia pertama kali membela Indonesia pada tahun 2002 dan memutuskan untuk pensiun dini pada 2012 karena cedera lutut yang berkepanjangan. Dalam 10 tahun kariernya di dunia bulu tangkis internasional, dia mempersembahkan beberapa gelar untuk Indonesia.

Pada gelaran SEA Games 2007, Maria menggaet dua medali emas dari nomor tunggal putri perseorangan dan nomor beregu putri. Prestasi terbaiknya adalah di ajang Olimpiade Beijing 2008, ketika dia mempersembahkan medali perunggu dan menjadi yang terakhir bagi tunggal putri Indonesia sampai Tokyo 2020.

Ibu dua anak itu menceritakan pertandingan paling mengesankan sepanjang karirnya. Laga itu pada 2003 di ajang Piala Sudirman, dia mengalahkan pebulu tangkis asal Inggris yang memiliki peringkat jauh di atasnya.

Piala Uber 2006 menjadi turnamen paling mengecewakan bagi dirinya. Maria merasa tampil kurang maksimal karena cedera yang dialaminya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement