“Saya pikir pembalap kala itu hanya berusaha untuk tidak kehilangan poin, memikirkan kejuaraan. Ketika berada di situasi itu, saya mengerti bahwa itu satu-satunya hal yang akan dilihat dan tidak memperhitungkan risikonya,” lanjutnya.
Dengan serangkaian kondisi ini, Melandri menilai bahwa Quartararo tak seharusnya diganjar hukuman. Sebab, dia juga dihadapkan dengan situasi yang penuh berisiko. Pemberian hukuman pun dipandang konyol, terlebih hal itu baru disampaikan beberapa jam setelah balapan rampung.

“Kondisi dengan pakaian terbuka ini tentunya tidak akan pernah terpikirkan. Di Race Direction, mereka menerima kritikan atas sanksi itu. Menurut saya, seharusnya Quartararo tidak boleh diberi sanksi. Mereka juga mengambil kesempatan untuk memberi penalti tiga detik dan dengan itu persaingan di kejuaraan terbuka lagi,” tutur Melandri
“Lebih konyol lagi, petugas keamanan memberi sanksi kepada pembalap karena dinilai tidak melakukan tindakan yang aman, tetapi Anda melakukannya saat tidak masuk akal karena balapan telah berakhir beberapa jam. Merekalah yang seharusnya menghormati aturan selama balapan,” tukasnya.
(Ramdani Bur)