JAKARTA – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI lewat Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto, memberi komentar soal status gender mantan pevoli putri Indonesia, Aprilia Manganang, yang ternyata laki-laki. Meski sosok Aprilia Manganang kini tengah ramai diperbincangkan, Kemenpora belum memiliki rencana memanggil pihak Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI).
Sosok Aprilia Manganang kini memang tengah menjadi sorotan. Hal ini terjadi lantaran pengumuman yang disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa, soal gender Aprilia Manganang yang ternyata merupakan pria.

Kabar ini tentu saja langsung ramai diperbincangkan karena Aprilia selama ini dikenal secara luas sebagai seorang perempuan. Bahkan, dia pernah turut memperkuat Tim Nasional (Timnas) Voli Putri Indonesia di beragam kompetisi bergengsi.
BACA JUGA: Medali Aprilia Manganang Diperoleh sebagai Pevoli Putri, Menpora: Tunggu Keputusan NOC
Tetapi, pemeriksaan medis yang dilakukan pada 3 Februari 2021 menyatakan bahwa Aprilia adalah seorang pria. Dia mengalami kelainan hipospadia yang merupakan kondisi langka ketika lubang kencing penis ada pada bagian bawah dan bukannya di ujung.
BACA JUGA: Kemenpora Hormati Aprilia Manganang yang Kini Dinyatakan sebagai Pria
Sejak kabar ini disampaikan oleh Jenderal TNI Andika Perkasa, pihak PBVSI belum memberi tanggapan apa pun. Tetapi, Gatot menyatakan bahwa ada rencana dari Kemenpora untuk memanggil pihak PB PBVSI.
Sebab, Kemenpora menilai bahwa masalah ini merupakan urusan internal PB PBVSI. Status Aprilia Manganang sendiri kini diketahui bukan lagi pemain aktif karena sudah pensiun pada 10 September 2020.
"Belum (ada rencana memanggil PB PBVSI) karena kami anggap ini masih urusan PBVSI. Kecuali nanti ada SEA Games 2021 di Hanoi dia masuk di sana,” ujar Gatot saat dihubungi Okezone, Rabu (10/3/2021).

“Tak ada pilihan lain ibaratnya pekan depan bisa kami panggil PBVSI karena kami tidak ingin timbul kegaduhan," lanjutnya.
"Tapi, kalau (Aprilia) sudah pensiun, bukan berarti kami anggap remeh, saya anggap itu masih urusan internal mereka. Kenapa kami bisa ambil alih seandainya ikut di Hanoi karena anggarannya menggunakan kami juga di Pelatnas," tukas Gatot.
(Ramdani Bur)