Padahal, seharusnya, mereka menerima USD175 juta atau sekira Rp2,7 triliun. Kemudian pada 2022, batas anggaran juga kabarnya siap dipangkas menjadi USD130 juta dolar atau sekira Rp2 triliun. Dengan kondisi ini, Binotto pun mengingatkan pihak penyelenggara bahwa timnya bisa saja mundur dari ajang F1.
"Angka 145 juta dolar merupakan permintaan baru, dan banyak permintaan lagi dibandingkan dengan apa yang ditetapkan pada Juni lalu. Itu tidak dapat dicapai tanpa pengorbanan lebih lanjut, terutama dalam hal sumber daya manusia kami. Jika semakin rendah, kami tidak ingin berada dalam posisi melihat opsi lebih lanjut lain untuk menyebarkan DNA balap kami," ujar Binotto, sebagaimana dikutip dari Daily Mail, Kamis (23/4/2020).
"F1 harus menjadi puncak olahraga motor dalam hal teknologi dan kinerja. Menarik bagi pabrikan mobil dan sponsor yang ingin dikaitkan dengan kategori paling bergengsi ini. Jika membatasi biaya secara berlebihan, kami berisiko mengurangi level secara signifikan, membawanya lebih dekat ke formula yang lebih rendah," tukasnya.
(Ramdani Bur)