Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sebelum Jadi Drifter, Akbar Rais Sempat Jadi Penjaga Warnet

Ramdani Bur , Jurnalis-Minggu, 22 September 2019 |18:21 WIB
Sebelum Jadi Drifter, Akbar Rais Sempat Jadi Penjaga Warnet
Akbar Rais menuturkan kisahnya kepada Okezone (Foto: Okezone/Ramdani Bur)
A
A
A

SINGAPURA – Salah satu drifter nasional, Akbar Rais, diundang Singapore Tourism Board (STB) untuk hadir menyaksikan Grand Prix Season Singapore (GPSS) 2019 yang berlangsung sepanjang akhir pekan ini. Okezone yang juga hadir di acara itu pun mendapat kesempatan untuk berbicang langsung dengan pembalap 32 tahun tersebut.

Dalam pengakuan Akbar, ia pertama kali mengenal dunia drifting (mobil melaju dalam posisi miring dengan kecepatan tinggi) pada 2007. Saat itu, awal mula ketertarikan akbar kepada dunia tersebut setelah menyaksikan film Fast n Furious: Tokyo Drift yang dirilis di Tanah Air pada 2006.

Sejak saat itu, Akbar mulai mempelajari teknik drifting dari Youtube. Setelah mempelajarinya di YouTube, Akbar pun kerap mengetes kemampuannya di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, bersama ketiga rekannya.

Baca juga: Penonton Mulai Padati Sirkuit Marina Bay, Arena F1 GP Singapura 2019

Akbar Rais diundang STB untuk menyaksikan Grand Prix Season Formula One (Foto: Okezone/Ramdani Bur)

Tentu karena beraksi di jalan raya, Akbar sempat ditegur petugas kepolisian untuk merealisasikan hobi ekstremnya tersebut. Setelah dua tahun berlatih, pada 2009 Akbar mengikuti turnamen Achilles yang digelar di Jakarta.

“Setelah awal mula belajar teknik drifting pada 2007, saya pertama kali mengikuti turnamen drift pada 2009. Hasilnya pun tidak buruk-buruk amat, dari 40 peserta saya bisa masuk delapan besar,” kata Akbar membuka pembicaraan kepada Okezone.

Namun, Akbar mengaku benar-benar merintis untuk meraih apa yang telah dicapainya saat ini. Untuk sekadar membeli ban untuk mobilnya, Akbar sempat bekerja sebagai penjaga warung internet (warnet).

“Di masa-masa awal belajar drifting, saya masih kuliah. Meski begitu, saya tidak pernah meminta uang kepada ayah saya untuk memenuhi keperluan drifting saya. Saat itu, saya kuliah di jurusan IT dan sempat memiliki beberapa proyek, dari situlah saya mendapatkan uang,” ujar anak pertama dari empat bersaudara tersebut.

“Selain dari beberapa proyek, saya juga sempat mendapatkan uang dari hasil kerja saya sebagai penjaga warnet. Saat itu, saya memang hobi bermain games. Karena itu, sekalian saja saya menjaga warnet. Saya mendapatkan gaji Rp800 ribu per bulan dari hasil kerja saya sebagai penjaga warnet,” lanjut Akbar.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement