"Tentu saja, semua orang membuat sejarah untuk dirinya sendiri. Stoner berhenti karena dia lelah walaupun masih sangat cepat. Sebaliknya, saya berhenti ketika melihat terlalu banyak teman yang sekarat. Untungnya, bagaimanapun, kekhawatiran ini telah sangat berkurang berkat kemajuan teknologi,” ujar Agostini, sebagaimana dikutip dari Tutto Motori Web, Kamis (7/2/2019).

“Kemudian, alasan lain yang membuat saya berhenti adalah tidak menang. Saya mulai menempati posisi ketiga, keempat, dan kelima. Saya tidak menyukainya. Para jurnalis mengatakan saya tidak lagi tahu cara menang dan saya merasa tidak enak. Saya tidak terpengaruh oleh hal ini, tetapi saya perhatikan saya tidak bisa mendapatkan yang pertama,” tukasnya.
(Djanti Virantika)