Apalagi Owi/Butet memiliki modal baik dengan pernah menang atas Chan/Goh di babak penyisihan Grup C pada Olimpiade 2016. Keduanya yang tampil untuk memperebutkan juara Grup C, berhasil dimenangkan pasangan andalan Indonesia itu dengan dua set langsung 21-15 dan 21-11.
Tentu saja raihan itu sangat diharapkan bisa terulang lagi di partai puncak yang lebih menentukan. Dengan penuh keyakinan, permulaan laga, Owi/Butet langsung tancap gas. Sejak awal permainan, pasangan unggulan tiga itu terus bermain menyerang dan menekan. Sementara lawan yang berada di bawah tekanan, tidak bisa berkutik apa-apa. Set pertama pun menjadi milik Owi/Butet dengan skor 21-14.
Set kedua, kepercayaan diri juara All England tiga kali itu terus meningkat. Dukungan masyarakat Indonesia yang hadir di Riocentre Paviliun 4 itu terus membahana. Sedangkan, mental pasangan ganda campuran Malaysia semakin menciut dan sudah tidak bisa bermain dengan benar. Hingga akhirnya medali emas dipastikan Indonesia, setelah Owi/Butet menutup set kedua dengan skor 21-12.
Indonesia Raya akhirnya berkumandang dan bendera Merah Putih berkibar di tempat teritinggi disusul bendera Malaysia (Chan/Goh) dan China (Zhang Nan/Zhao Yunlei) yang masing-masing meraih perak dan perunggu. Ketika lagu kebangsaan itu usai berkumandang, waktu hampir menunjukkan pukul 00.00 WIB yang berarti prestasi ini menjadi penutup kado istimewa dari Owi/Butet untuk Tanah Air, Indonesia.
“Ini kado terindah dari Tuhan. Saya persembahkan untuk Indonesia yang bertepatan dengan hari kemerdekaan. Kami bersyukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada istri, anak, keluarga, pelatih dan semua yang telah mendukung kami selama ini,” ujar Tontowi, seperti dilansir dari laman resmi PBSI.