OLIMPIADE selalu menjadi ajang yang menarik perhatian berbagai orang di penjuru dunia. Megahnya arena pertandingan dan ketatnya persaingan menjadi daya tarik utama gelaran multievent internasional satu ini.
Kendati demikian, tidak semua gelaran Olimpiade berjalan sesuai rencana. Tidak sedikit masalah yang dialami pihak penyelenggara selama Olimpiade berlangsung. Okezone merangkum lima Olimpiade terburuk di sepanjang sejarah, sebagaimana dilansir Sports Ilustrated, Selasa (28/2/2017), yakni:
1. Olimpiade 1904
Ajang multievent yang digelar di St Louis ini dikenal sebagai salah satu Olimpiade terburuk sepanjang sejarah. Sulitnya transportasi menuju arena pertandingan menjadi salah satu minimnya minat untuk mengikuti Olimpiade 1904. Tercatat, hanya 12 negara yang mengikuti Olimpiade ini dengan peserta kurang dari 630 atlet. Gelaran Olimpiade 1904 menjadi lebih menyedihkan karena banyak pihak tidak mengetahui bahwa lokasi ajang multievent internasional tersebut.
2. Olimpiade 1936
Pengaruh yang kuat pada masa itu membuat Olimpiade 1936 yang digelar di Jerman diselimuti atmosfer panas. Banyak pihak yang mengajukan protes karena Olimpiade 1936 dinilai sebagai ajang promosi rezim Nazi dan menghilangkan nilai-nilai dalam ajang multievent internasional tersebut.
3. Olimpiade 1968
Meksiko dipilih menjadi lokasi penyelenggaraan Olimpiade 1968. Letaknya yang sangat tinggi ternyata menjadi masalah bagi sejumlah atlet, khususnya yang tampil dalam cabang olahraga atletik. Lokasinya yang tinggi mengakibatkan tipisnya oksigen. Bukan hanya itu, kondisi politik di Meksiko yang kala itu tengah memanas mengakibatkan banyaknya gerakan protes mewarnai Olimpiade 1968.
4. Olimpiade 1976 dan 2004
Masalah yang hampir sama menyelimuti Olimpiade 1976 dan 2004. Kedua lokasi penyelenggaraan mengalami masalah ekonomi yang cukup mengganggu jalannya gelaran multievent internasional tersebut. Bahkan pada Olimpiade 1976 di Montreal, pihak penyelenggara harus membayar hingga 1 miliar dolar demi membangun sarana dan prasarana.
5. Olimpiade 1996
Protes pun mewarnai Olimpiade 1996. Banyak pihak yang menilai pihak penyelenggara terlalu menjual gelaran Olimpiade 1996. Kendati ada banyak arena pertandingan yang dibangun, usai Olimpiade banyak pula lokasi pertandingan yang ditelantarkan.
(Fetra Hariandja)