“Contoh saja, kalau kita melihat sebuah prestasi olahraga, tentu tolak ukurnya ada medali. Tetapi dalam sebuah program dari pada 17 cabor, pasti antara satu dan lainnya ada perbedaan,” terang Erick.
“Misalnya bulu tangkis, atletnya ini banyak ke sistem sirkuit (pertandingan). Tetapi kalau renang, atlet dikirim ke luar negeri pelatnas jangka panjang. Belum tentu antara bulu tangkis dan renang mendapatkan hasil yang sama dengan strukutur pembiayaan yang berbeda,” tambahnya.
Lebih lanjut, Erick ingin pembangunan pusat pembinaan atlet dan akademi olahraga nantinya bisa melahirkan jenjang atlet berkelanjutan, mulai dari unggulan menjadi elit. Hal ini sesuai dengan amanat dari Presiden RI, Prabowo Subianto.
“Hal ini tidak mudah. Karena itu perlu pengawalan sejak dini bagaimana pola pikir kami menjadi satu kesatuan,” kata pria yang juga Ketua Umum PSSI itu.
“Untuk kepemudaan, Bapak Presiden sudah bicara dua hal yaitu karang taruna dan pramuka, itu menjadi sebuah tupoksi penting dalam fondasi pembangunan karakter. Tentu kami akan selaraskan program yang ada di kementerian sebagai ujung tombak mencerminkan karakter anak muda ke depan,” tutupnya.
(Wikanto Arungbudoyo)