Stefan Bradl Sebut Honda Tak Lagi Bergantung Masukan 1 Pembalap, Sindir Marc Marquez?

PEMBALAP tes Honda Racing Corporation (HRC), Stefan Bradl, menyebut pabrikan asal Jepang itu tak lagi bergantung pada masukan satu orang pembalap saja. Semua saran dan kritik dari pembalap di MotoGP 2025 kini ditampung.

Honda tengah terpuruk sejak 2020. Mereka memang masih bisa meraih tiga kemenangan pada 2021 lewat Marquez. Namun, pabrikan berlogo sayap itu kian tertatih-tatih pada 2023 hingga 2024.

1. Membaik

Puncaknya, sepanjang musim lalu, seluruh pembalap Honda lebih sering bertarung di belakang ketimbang naik podium dan meraih kemenangan. Paceklik itu baru tuntas lewat Johann Zarco yang memenangi MotoGP Prancis 2025.

Honda bahkan perlahan membaik. Mereka bisa kembali rutin menembus lima besar di sejumlah balapan. Joan Mir sukses naik podium di MotoGP Jepang 2025 tiga pekan lalu yang jadi highlight musim ini.

2. Bangga

Sebagai pembalap penguji dan pengembang, Bradl tentu bangga dengan apa yang dicapai Honda. Ia melihat pabrikan itu lebih terbuka terhadap saran dan kritik dari semua pembalapnya.

“Tanda-tanda positif terlihat pada Mei dan Juni saat Zarco menang di Le Mans (GP Prancis). Mesinnya kini punya daya kompetitif lagi, dan kembali memimpin di top speed,” urai Bradl, mengutip dari Motosan, Minggu (12/10/2025).

“Tidak ada lagi pembalap nomor 1. Keputusan diambil berdasarkan masukan bersama, yang membantu kami semua berjalan ke arah yang sama,” tukas pria asal Jerman itu.

3. Anak Emas

Perkataan Bradl itu seakan menyindir sikap Honda terhadap Marquez. Pria asal Spanyol tersebut memang bak anak emas pada era 2013-2024. Semua pengembangan motor didasarkan hanya pada masukannya saja.

Sikap Honda itu kemudian menjadi bumerang. Ketika Marquez absen panjang, arah pengembangan motor jadi tidak jelas. Sementara, pembalap-pembalap lain sulit mencapai level sang juara dunia tujuh kali.

Kini, Honda rutin mendengarkan saran dari Joan Mir, Luca Marini, Johann Zarco, Bradl, hingga Aleix Espargaro. Ditambah dengan aturan konsesi, tim tersebut mulai kembali kompetitif.

(Wikanto Arungbudoyo)