MOTEGI – Pembalap Tim Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia akhirnya kembali mendominasi dengan gaya meyakinkan. Setelah periode paceklik podium selama sepuluh balapan, Bagnaia tampil sempurna di MotoGP Jepang 2025, menyapu bersih pole position, kemenangan Sprint Race, dan balapan utama, memimpin setiap putaran.
Meskipun sangat gembira, Bagnaia menyimpan nada frustrasi. Pasalnya ia bertanya-tanya mengapa solusi teknis yang mengubah nasibnya tidak ditemukan lebih awal.
Musim 2025 Bagnaia dihantui oleh masalah front-end yang persisten pada motor GP25-nya, yang merampas kekuatan pengereman andalannya. Situasi mencapai titik terendah pada balapan kandang di Misano, memicu reaksi keras dari Ducati.
Tim pabrikan Italia itu kemudian menawarkan serangkaian perubahan 'tidak konvensional' dalam tes pasca-balapan. Dampak perubahannya sangat drastis.
Pada balapan di Sirkuit Misano, Bagnaia langsung mencatatkan waktu 0,7 detik lebih cepat. Perbaikan ini sukses diterjemahkan ke trek yang berbeda, mematahkan skeptisisme banyak pihak. Di Motegi, Bagnaia menjadi yang tercepat di FP1, mengklaim pole, dan tampil tanpa cela di kedua balapan.
Ketika ditanya mengenai modifikasi spesifik, Bagnaia, yang tampaknya diinstruksikan untuk berhati-hati, menolak memberi detail.
"Sejujurnya, saya hanya seorang pembalap dan saya di sini hanya untuk menekan. Ducati telah menguji komponen yang sudah kami miliki, tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk benar-benar mencoba musim ini hingga tes Misano,” ujar Bagnaia, dikutip dari Crash, Rabu (30/9/2025).
Spekulasi mengarah pada penggunaan aero kursi belakang model lama, swingarm lama, fork yang berbeda, dan kemungkinan perangkat ketinggian berkendara (ride-height device) yang diubah, semua bertujuan untuk mengembalikan feeling motor GP24 tahun lalu.
Perubahan yang dilakukan berhasil membuat motor Desmosedici-nya terasa familiar dan bersahabat lagi. Bagnaia kini bisa kembali mengerem dengan keras, menikung cepat, tanpa menghadapi understeering atau penguncian roda yang berlebihan.
“Akhir pekan ini saya mengendarai motor saya dan tidak melawannya, Saya sangat senang tentang hari ini, tetapi saya juga sangat marah tentang akhir pekan ini, karena mungkin kami bisa melakukannya lebih awal," sambung Bagnaia.
"Sayang sekali kami membutuhkan 16 balapan (untuk menemukan solusi ini). Tapi ya sudahlah. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali,” imbuhnya.
(Rivan Nasri Rachman)