Erick berkomitmen memperkuat kapabilitas pemuda agar mampu bersaing di tingkat global, menjadi generasi yang membanggakan, mencintai Tanah Air, dan berkontribusi nyata bagi bangsa.
"Ya, jadi nomor satu, yang pasti saya mendapat penugasan oleh Bapak Presiden. Ya, tentu saya sebagai profesional dan tentu sebagai pembantu Presiden saya tegak lurus. Di mana ini kadang-kadang orang lupa antara olahraga dan pemuda, padahal Menteri Pemuda dan Olahraga," kata Erick usai dilantik sebagai Menpora, Rabu (17/9/2025).
"Artinya, kalau kita bicara pemuda itu ada 131 juta pemuda yang ke depan ini merupakan basis dari bangsa, bangsa kita itu sendiri. Artinya, pemuda ini ke depan harus kita bangun, ya, secara kapabilitas untuk bisa bersaing secara global, ya, dan cinta tanah air, dan harus menjadi bagian untuk membangun bangsa kita ke depan. Itu yang pemuda," sambungnya.
"Untuk olahraga sendiri, tentu nomor satu, olahraga harus menjadi alat pemersatu bangsa. Olahraga adalah duta bangsa di dunia. Artinya kita harus menaikkan marwah dan martabat kita dan kedigdayaan kita sebagai bangsa. Dan juga olahraga ke depan harus kita dorong banyaknya kompetisi di daerah dan pusat sebagai apa? Juga pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan pekerjaan. Karena tadi, ini basis yang penting, kenapa? Yang namanya manusia itu perlu apa? Tidak hanya badan, juga pikiran yang sehat untuk membangun itu. Itu kira-kira tugas saya," tambah mantan pemilik Inter Milan.
Dengan kombinasi pengalaman, loyalitas, dan visi kebangsaan, Erick diyakini menjadi figur yang tepat untuk memimpin Kemenpora dalam era baru pembangunan olahraga dan pemuda Indonesia. Penunjukan ini bukan hanya soal jabatan, tetapi tentang masa depan bangsa.
(Djanti Virantika)