SPIELBERG – Marc Marquez dan Pedro Acosta satu suara soal software atau perangkat lunak baru yang diperkenalkan jelang MotoGP Austria 2025. Keduanya kompak tidak menginginkan adanya bantuan di atas motor.
Seri ke-13 MotoGP 2025 itu akan menjadi momen pengenalan perangkat kontrol stabilitas di motor. Piranti ini diklaim dapat membantu pembalap terhindar dari kecelakaan fatal highside atau terlempar dari atas kuda besinya.
Perangkat stabilitas kontrol ini akan mengurangi torsi mesin ketika motor mulai tergelincir di trek. Dengan begitu, pembalap akan lebih mudah menaklukkan kendaraannya sehingga tidak terlempar dari jok.
Tentu saja, pengenalan ini diyakini akan membuat pembalap merasa lebih aman dan terbantu. Namun, Marquez malah tidak setuju! Ia terang-terangan menentang perangkat baru tersebut.
“Buat saya, sangat jelas: semakin banyak hal yang diperkenalkan untuk motor –dalam hal ini perangkat elektronik- semakin sedikit perbedaan yang bisa dibuat oleh seorang pembalap,” tegas Marquez, dikutip dari Motorsport, Sabtu (16/8/2025).
“Saya menguji alat kontrol baru ini di Aragon (Spanyol) dan tes pramusim Malaysia dan (motor) terasa lebih mudah dikendarai. Sebagai pembalap, saya tidak menyukainya (baik) demi keselamatan atau tidak,” tukas pria berkebangsaan Spanyol itu.
Sikap yang sama diungkap Acosta. El Tiburon de Mazarron meyakini pengenalan perangkat baru itu malah jadi bumerang. Ia mengungkit pelarangan ride height device yang akan dimulai pada 2027.
“Setiap kali kami memperkenalkan (hal baru), saya pikir kami berjalan ke arah sebaliknya. Coba untuk menyingkirkannya, seperti yang (akan) kita lihat di regulasi 2027,” terang Acosta.
“(Ketika) kita memulai mencopot (alat pengatur ketinggian motor) dan hal-hal ini (mulai 2027), saya pikir kita harus mulai memikirkan mengenyahkan semua alat bantu di atas motor,” tandasnya.
Para pembalap memang kerap mengeluhkan motor yang jadi lebih mudah dikendarai dengan beragam perangakat elektronik. Hal ini diklaim membuat balapan jadi tidak seru dan tidak lagi menampilkan atraksi-atraksi keterampilan pembalap menjinakkan kuda besinya seperti dahulu.
(Wikanto Arungbudoyo)