“(Perpanjangan kontrak) bukan hanya karena uang, tapi juga karena proyeknya. Namun untuk masa depan, saya tidak ingin proyek, saya ingin motor yang sudah siap, yang ketika saya naiki, sejak balapan pertama saya bisa bertarung untuk menang,” tegas Quartararo.
Sebelumnya, Maverick Vinales diputus kontraknya pada pertengahan musim 2021 gara-gara aksi sabotase di Austria. The Top Gun mengakui menyesal tidak bertahan di Yamaha hingga 2022 dan menolak tawaran Ducati pada 2019-2020.
Meski demikian, Quartararo tidak terlalu peduli soal keputusan yang dibuat Vinales. Ia menjelaskan setiap pembalap memiliki caranya sendiri dalam menentukan perjalanan kariernya.
“Setiap orang punya cara masing-masing dan saya tidak mengambil omongan-omongan itu. Saya selalu meminta saran dari keluarga dan orang-orang yang ada bersama saya, tetapi pada akhirnya Anda harus melakukan apa yang Anda rasakan,” ujar Quartararo.
“Banyak orang mengatakan saya harus pergi ke sini atau ke sana, tetapi jika saya ingin bertahan di sini, meski itu kesalahan besar, itu keputusan saya. Dan jika saya ingin pergi ke suatu tempat, saya tidak akan menyesalinya,” pungkasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)