“Kami juga melihat kondisi ban setelah Jorge menggunakannya, dan ban itu bekerja dengan baik: dari tampilannya terlihat bahwa ban berfungsi dengan baik, baik di sisi kiri maupun kanan. Ketika ban tidak berfungsi, biasanya terlihat mengkilap dan halus, tetapi itu tidak terjadi pada ban Jorge,” lanjutnya.
“Selain itu, jika kita melihat catatan waktunya: dalam empat-lima lap pertama, ia mencatat waktu yang sebanding dengan pembalap lain. Pada run kedua, ia bahkan lebih cepat dari [Francesco] Bagnaia dan [Brad] Binder,” terang dia.
Taramasso justru merasa aneh jika memang ban menjadi kendala Martin. Pasalnya, rider berjuluk Martinator itu mampu melahap 13 lap yang mana itu artinya ban berfungsi dengan baik. Karena jika tidak berfungsi dengan baik, pastinya rider akan merasa tidak nyaman dan meminta untuk mengganti ban tersebut.
“Kemudian, ia mengalami dua kecelakaan. Agak aneh jika ia bisa menggunakan ban itu selama 13 lap; biasanya jika ban tidak berfungsi, pembalap akan kembali ke pit dan meminta untuk menggantinya setelah dua-tiga lap,” paparnya.
“Dari sudut pandang ban, semuanya berfungsi dengan baik. Dari apa yang telah kami lihat sejauh ini dan berdasarkan data yang kami miliki, tidak ada masalah,” tutup Taramasso.
Karena kecelakaan parah itu, Martin menyudahi sesi tes pramusim MotoGP 2025 yang berlangsung di Sirkuit Sepang. Kampiun MotoGP 2024 itu harus menjalani operasi karena menderita beberapa patah tulang pada bagian tangan dan kakinya.
(Rivan Nasri Rachman)