Yang sebenarnya tahu kondisi saya sepenuhnya itu kan bang Aboy –sapaan akrab Irwansyah, koh Harry (Hartono), tapi dua-duanya enggak ada. Tapi saya juga tidak menyalahkan pelatih baru. Maksudnya pasti pelatih baru akan kurang mengerti kondisi saya yang sudah sampai di mana, cerita saya seperti apa, kayaknya mereka tidak tahu. Makanya saya minta turun ke pratama. Karena di pratama itu ada koh Indra dan kak Herli, mereka kan sudah lumayan lama di PBSI, jadi mereka pasti tahu cerita saya, cedera saya, perjuangan saya. Jadi saya merasa lebih nyaman kalau di bawah.
Karena dari segi pertandingan pun ranking saya kurang, rankingnya sudah turun jauh banget. Jadi otomatis dari jadwal pertandingan pun akan mengikuti yang pratama, jadi saya bilang ke koh Didi, ‘koh saya mending turun di pratama, saya kerja keras lagi, mulai dari bawah lagi sampai ada satu momen waktu nanti pengurus bisa lihat kalau saya memang sudah pantas di skuad utama lagi.’
Ya jawaban koh Didi bikin saya lumayan kaget waktu itu. Karena koh Didi bilang ‘nanti dulu Chris ini bukan masalah utama atau pratama, kita masih mau mengadakan rapat buat kamu mengenai masih layak dipertahankan atau tidak.’ Wah dari situ kan saya agak kaget. Ya saya udah enggak bisa ngomong apa-apa lagi, kayak ‘oh yaudah koh, makasih koh.’
Udah beres telepon, berikutnya sudah tidak ada kabar-kabar lagi. Tapi dari setelah telepon itu saya jadi was-was. Eh kenapa ini? Padahal sebelum dipulangkan ada rumor atau kabar bahwa saya akan tetap aman tahun depan karena memang masih dalam pemulihan, ada omongan seperti itu. Trus pas saya telepon koh Didi dibilang seperti itu saya jadi was-was.
Trus akhirnya baru pada Sabtu itu, bangun tidur lihat DM Instagram masuk dari teman ganda putra, Raymond Indra, dia bilang ‘semangat bang’. Di situ saya buka HP dengan mata saya yang masih agak merem-merem ‘kenapa nih?’ trus saya curiga apa karena enggak dipanggil lagi ya? Lalu saya buka di Instagram badminton.ina belum ada. Trus saya iseng buka Twitter, ternyata ada bocoran, dan beneran nama saya tidak ada.
Tapi ini tahap pertama kan. Trus saya mikir apa saya di tahap kedua ya? Karena make sense mungkin, saya masih dalam pemulihan ngapain dipanggil di tahap satu kan? Tapi saya enggak diam begitu saja. Saya konfirmasi ke koh Didi, saya chat via WhatsApp, dan jawaban koh Didi seperti ini.
‘Setelah diskusi dengan pelatih tunggal putra utama ataupun pratama, dengan berat hati diputuskan tidak mengikuti sertakan Christian di program pelatnas tahun 2025 dengan pertimbangan kondisi cedera Christian. Saran dari saya Chris melakukan program recovery di klub dulu, kalau nanti kondisi sudah pulih dan sudah kembali ke turnamen bisa kita pertimbangkan lagi. Itu yang bisa saya jelaskan ke Christian,’ tulis pesan Eng Hian kepada Christian.
‘Saya paham Chris dengan situasi ini, semua orang kecewa dan marah karena tidak sesuai dengan keinginan kita. Keputusan ini tidak datang dari saya tapi saya harus diskusi dengan orang-orang yang akan bertanggung jawab di sektor itu dan saya harus menghargai keputusan itu,’ tulis lagi Eng Hian kepada Christian.