"Datang ke akademi mengubah saya. Saya berusia 16 tahun, saya tidak memiliki lisensi, saya tidak ditemani oleh orangtua saya untuk ke sana ke sini," ujar Bagnaia, dikutip dari Motosan, Selasa (23/7/2024).
"Saya harus naik taksi ke gym atau berlatih di ranch. Saya segera mendapat apartemen dengan Baldassari, yang juga pada saat itu salah satu pembalap di akademi. Sebelumnya, saya hanyalah anak kecil. Meskipun saya ingin menjadi pembalap tercepat, saya selalu tertarik untuk bergaul dengan teman-teman saya,” lanjutnya.
"Akademi banyak membantu saya untuk tumbuh dewasa. Berkat Valentino, saya menjadi lebih dewasa dan lebih baik di semua level,” tutur Bagnaia.
"Saya sekarang mengerti apa yang paling penting bagi saya," tutup Bagnaia.
(Djanti Virantika)