KISAH kelam mantan musuh bebuyutan Susi Susanti asal China, Ye Zhaoying, yang dipaksa kalah di Olimpiade Sydney 2000 menarik diulas kembali. Tunggal putri kelahiran Hangzhou, Zhejiang, China, 7 Mei 1974 itu telah menorehklan segudang prestasi selama masih aktif sebagai pebulu tangkis.
Ye Zhaoying pernah memenangkan sejumlah turnamen bergengsi termasuk Kejuaraan Dunia di era 90-an sebelum pensiun setelah Olimpiade Sydney 2000. Bahkan, atlet yang kini berusia 49 tahun itu pernah menempati ranking 1 dunia untuk pertama kalinya pada Desember 1995.
Selama kariernya, Ye Zhaoying memiliki sejumlah rival bebuyutannya termasuk legenda Indonesia, Susy Susanti, hingga Bang Soo-hyun. Ketiga tunggal putri tersebut dianggap oleh sebagian orang sebagai era "emas" dalam bulu tangkis wanita pada masanya.
Namun, Ye Zhaoying memiliki rekor pertemuan yang kurang baik ketika melawan Susy Susanti. Dalam catatan BWF, Susy Susanti dan Ye Zhaoying bertanding sebanyak 18 kali. Susy unggul dengan 11 kali kemenangan sementara Ye Zhaoying hanya menang 7 kali.
Pertemuan terakhir keduanya terjadi di Konica Cup Singapore 1998. Saat itu, Susy kalah dari Ye Zhaoying di babak final dengan skor 5-11, 11-6, dan 2-11. Kekalahan itu membuat Susy harus puas hanya menyandang status runner-up, sedangkan Ye Zhaoying menjadi juara.
Nahasnya, Ye Zhaoying harus mengalami kisah kelam dalam saat dipaksa kalah di Olimpiade Sydney 2000. Ia mengaku diperintahkan untuk melakukan pengaturan skor pada pertandingan semifinal ketika melawan rekan senegara, Gong Zhi Chao.
Saat itu, Gong Zhi Chao sebagai unggulan pertama menang atas Ye Zhaoying sebagai unggulan keempat dalam dua gim langsung dengan skor 11-8, 11-8. Setelah itu, Gong mengalahkan wakil Denmark, Camilla Martin, di final dengan skor 13-10, 11-3 sekaligus merebut emas.
Namun faktanya, Ye Zhaoying dipaksa kalah dari Gong Zhi Chao. Ye mengaki dirinya mendapat perintah untuk mengalah dari Gong karena rekor pertemuannya dengan Martin lebih buruk daripada kompatriotnya tersebut.
Ye Zhaoying mengklaim perintah pengaturan skor itu diberikan oleh kepala pelatih China saat itu, Li Yong Bo, dan pelatih tunggal putri, Tang Xue Hua, sebelum laga semifinal. Dalam pengakuannya, ia disuruh kalah dalam dua gim langsung agar tidak membuat Gong Zhi Chao kelelahan.
"Mereka berpesan bahwa penting agar orang-orang tidak tahu saya sengaja kalah," tutur Ye Zhaoying kepada Martin dalam wawancara bersama TV2 beberapa waktu lalu.
"Penting juga agar saya tidak membuat Gong Zhi Chao lelah, jadi saya harus kalah dalam dua set langsung. Pertandingan tidak boleh berlangsung selama tiga set karena Zhi Chao akan terlalu lelah,” tambahnya.
"Tidak perlu diragukan lagi bahwa itu adalah perintah. Mereka menemui saya untuk meminta saya kalah dan mereka akan memberi bonus yang sama seperti pemenang medali emas. Akan tetapi saya tidak menginginkan uangnya. Saya menginginkan penghargaan dari gelarnya," imbuh juara dunia dua kali itu.
Akibat pengakuannya, Ye Zhaoying justru dianggap melawan rezim China yang penuh dengan intrik politik dan dicap pengkhianat oleh pemerintah China. Bahkan, nama Ye Zhaoying pernah dihapus dalam sejarah olahraga China meski rival Susy Susanti itu telah mendulang banyak prestasi bergengs.
(Admiraldy Eka Saputra)