“Saya naik taksi ke lintasan pada Rabu sore. Itu tidak menjadi masalah. Namun jika menyangkut kemacetan, saya tidak perlu mengemudi sendiri ke sini karena sangat semrawut. Itu sebabnya tim memesan layanan antar-jemput. Pada dasarnya lalu lintas ada di sisi kiri, namun setiap pengemudi lokal mengemudi sesuka mereka – seperti di sebagian besar negara Asia,” kata Bradl.
“Di sini sangat hangat, lebih dari 30 derajat, mungkin tidak terlalu lembab seperti di Malaysia, tapi 2 hingga 3 derajat lebih hangat, jadi sama saja,” tambah pembalap veteran berusia 33 tahun ini.
Di sisi lain, Stefan Bradl mengatakan bahwa dirinya harus berhati-hati dengan pola makannya karena makanan di India dinilai sering terkontaminasi. Menurutnya, jika tidak berhati-hati maka akan ada risiko sakit perut yang parah dan diare. Sebab itu, dia melakukan gosok gigi pakai air mineral.
“Ya, hati-hati, aku bahkan menyikat gigi dengan air mineral,” celetuk Stefan Bradl.
“Saya hanya keluar sebentar di trek pada hari Rabu. Kami telah merencanakan tur rute lengkap dengan tim LCR. Beberapa pengemudi sudah berjalan di sekitar lintasan pada hari Rabu. Saya menonton video YouTube di rumah,” pungkasnya.
(Rivan Nasri Rachman)