Ismail pun optimis bisa bekerja dengan baik bersama Okto. Pasalnya, dia sudah tahu betul rekam jejak dan prestasi pria berusia 47 tahun itu di dunia olahraga.
"Seperti yang disampaikan, saya mendampingi beliau selama 4 tahun sebagai Komite Eksekutif, ini bukan baru banget hanya formatnya saja beda. Juga sebelum di NOC saya dudah lihat kiprah beliau di dunia olahraga, jadi jelas saya bersedia mendukung saudara saya ini," ucap Ismail.
"Saya yakin di bawah kepemimpinan beliau, beliau bisa membawa olahraga Indonesia di kancah dunia, saya akan mencurahkan seluruh tenaga saya untuk membantu program beliau," tambahnya.
Sebagai informasi, sebelum menjadi Ketua Umum KOI periode 2019-2023 dan 2023-2027, Okto dikenal sebagai seorang pengusaha dan juga promotor tinju sejak 2011. Setelah itu, dia terpilih sebagai Ketua PB Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) pada 2015.
Kemudian, Okto ditugaskan menjadi Chief de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brail. Saat itu, Tim Merah-Putih sukses membawa pulang medali emas di cabang olahraga bulutangkis nomor ganda campuran lewat Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Padahal, tradisi meraih emas di ajang empat tahunan itu sempat hilang pada edisi 2012.
Setelah dua tahun menjabat sebagai Ketua PB ISSI, Okto menjadi Wakil Presiden Konfederasi Balap Sepeda Asia (ACC) pada 2017. Dia juga pernah menjadi Ketua Panitia Pelaksana Asian Para Games 2018 (INAPGOC). Pada saat itu, walau hanya ditargetkan berada di urutan delapan klasemen perolehan medali dengan minimal 16 medali emas, Indonesia berada di posisi kelima dengan 37 emas, 47 perak, dan 51 perunggu di Asian Para Games 2018.